Sobat setia web juprani postingan terdahulu ane telah membahas tentang membaca dan menulis permulaan dan kali ini ane akan share tentang Kelebihan dan Kelamahan Pembelajaran Tematik, sebenarnya membaca dan menulis permulaan pada postingan yang lalu yaitu bab I dan II berkelanjutan dengan materi yang sekarang yaitu Kelebihan dan Kelamahan Pembelajaran Tematik atau bisa disebut juga jika dibuat dalam sebuah laporan materi yang sekarang adalah bab III nya sob, nah sobat susun aja sendiri wkwkwkwkkw........ ni materi nya sob.
Baca Juga :
KELEBIHANDAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN TEMATIK
![]() |
http://www.webjuprani.com |
PEMBELAJARANTEMATIK merupakan
implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar
pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada “tiga landasan”, yaitu: landasan
filosofis, psikologis, dan yuridis.
A. Landasan Pembelajaran Tematik
1. Landasan Filosofis
Pelaksanaan pembelajaran
tematik merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku. Pada saat
mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran ini didasari pada landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan yuridis.
Menurut Sukayati (2004:4),
landasan filosofis dari implementasi pembelajaran tematik sangat dipengaruhi
oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan
(3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran
konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik(direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja
dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus diinterpretasikan sendiri
oleh masing-masing peserta didik. Pengetahuan
bukan sesuatu yang
sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus.
Keaktifan peserta didikyang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan
dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat peserta didikdari
segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis
terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didikdan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didikagar tingkat keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran
tematik tersebut disampaikan kepada peserta didikdan bagaimana pula peserta
didikharus mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya
perubahan perilaku peserta didikmenuju kedewasaan, baik fisik,
mental/intelektual, moral maupun sosial.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis berkaitan
dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
Ditinjau dari
pengertiannya, pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau
sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan
lingkungan. Menurut Yunanto (2004:4), “Pembelajaran merupakan pendekatan
belajar yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan
belajar.”
“Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraa” Depdiknas (2007:226).
Selanjutnya menurut Kunandar (2007:311), “Tema
merupakan alat atau
wadah untuk mengedepankan
berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema
diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh,
memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek
proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi,
pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai
pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan
dalam satu kali tatap muka.
Pembelajaran tematik
dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan
tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran
dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak
proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan
dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh
Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu
haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Dalam pelaksanaannya,
pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan
dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik
menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1)
Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu,
2) Peserta
didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain
dengan pengalaman pribadi peserta didik;
5) Peserta
didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas;
6) Peserta
didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain;
7) guru
dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri.
Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya:
1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar;
2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik
bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa;
3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir
siswa;
5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat
pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di
lingkungannya; dan
6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya:
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator serta isi mata pelajaran
dalam pembelajaran tematik akan terjadi penghematan karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat
hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir. Pembelajaran menjadi
utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi
pelajaran secara utuh pula. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Baca Juga :
Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik
mempunyai kelebihan yakni:
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat
dan kebutuhan peserta didik.
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar
mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena
lebih berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir
peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui
kerja sama
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata
sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain kelebihan di atas
pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajarantematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang
guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tematik, sehingga dalam
pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mate\ri
pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak
menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang
kering tanpa makna.
Baca Juga :
0 Response to "Kelebihan dan Kelamahan Pembelajaran Tematik"
Post a Comment