Oleh : Juprani
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Schramm dalam A. Sudrajat (2008: 1) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs dalam A. Sudrajat (2008: 1) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969: 18) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Akhmad Sudrajat (2008: 2) mengemukakan beberapa fungsi media Sebagai
berikut :
1.
Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap
peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta
didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah
yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,
model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual
dan audial.
2.
Media pembelajaran dapat
melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang
disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c)
obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e)
obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat,
maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3.
Media pembelajaran memungkinkan
adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4.
Media menghasilkan keseragaman
pengamatan
5.
Media dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.
Media membangkitkan keinginan
dan minat baru.
7.
Media membangkitkan motivasi
dan merangsang anak untuk belajar.
8.
Media memberikan pengalaman
yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Pembelajaran di Sekolah Dasar sangat memerlukan penggunaan
media, karena siswa sekolah Dasar masih berada pada tahap berpikir kongkrit,
dengan menggunakan multi metode dan multi media yang sesuai dengan materi dan
tahap perkembangan siswa. Sebagaimana dikemukakan Piaget (1974: 70) bahwa :
Anak di usia sekolah dasar memiliki ciri-ciri pada tahap operasional kongkrit yaitu pada
tahap ini senang memanipulasi benda - benda yang konkrit dengan membuat hasil
karya ( keterampialan proses ). Karena itu sangat tepat pada pengajaran ini guru memberikan benda-benda konkrit yang
dapat dimanipulasi oleh siswa secara sederhana.
Baca Juga :
Penggunaan media mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sains ,
karena alat indera yang terpacu bukan hanya pendengaran, dan penglihatan saja,
tetapi sekaligus dengan perabaan ( manipulasi benda ). Sehingga dapat mendorong
semangat belajar dan hasil prestasi yang lebih meningkat.
Dengan menggunakan media, konsep
abstrak sains dapat disajikan dalam bentuk konkrit, siswa lebih banyak
mengikuti pembelajaran dengan gembira,
karena baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa, sehingga minat belajarnya semakin besar, dan siswa
akan menyadari adanya hubungan antara benda-benda yang ada di sekitarnya
(Resffendi, 1992: 140).
Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga sederhana. Konsep alat peraga
sederhana seperti dikemukakan Nyoman Kertiasa dalam Admin (2009: 2) memandang
tentang alat peraga sederhana IPA bahwa :
Alat
peraga IPA sederhana atau disebut juga alat IPA buatan sendiri, adalah alat
yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar
lingkungan kita, dalam waktu relatif singkat dan tidak memerlukan keterampilan
khusus dalam penggunaan alat/bahan/perkakas, dapat
menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep-konsep atau gejala-gejala yang
sedang dipelajari, alat lebih bersifat kualitatif daripada ketetapan
kuantitatif.
Menurut Nyoman Kertiasa dalam Admin
(2009: 2) mengemukakan bahwa ada dua
aspek keuntungan yang bisa didapatkan dengan penggunaan alat peraga/media
sederhana yaitu dari sisi kinerja kualitatif cukup baik dan di lain sisi
menimbulkan efesiensi biaya sehingga sekolah mampu mengirit dana operasional
yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain.
Dalam mendukung program pengembangan alat
praktek IPA sederhana ada tiga faktor yang sangat menenentukan : (1) pelaksana
teknis program yaitu guru dan siswa, (2) Bahan dan alat (tools)
dan (3) alokasi waktu untuk merancang, membuat, dan mengembangkan alat. Program
ini melibatkan beberapa siswa yang memiliki motivasi dan daya inovasi yang
tinggi yang diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung,
mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan serta melatih dalam
memahami konsep secara langsung. Adapun tugas guru dalam hal ini yaitu
memahamkan konsep sains dari alat yang akan dibuat dan dikembangkan dan
senantiasa mendampingi siswa dalam setiap aktivitasnya dari perancangan sampai
pada tahap evaluasi keberhasilan produk. (Admin, 2009: 3).
Peningkatan pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan awal dari
pengembangan teknologi, hal ini dapat dicapai melalui peningkatan pemahaman siswa terhadap produk yang akan dicapai dengan naik oleh siswa
melalui keterampilan proses . Pembelajaran
di Sekolah Dasar difokuskan pada tiga hal yaitu produk, proses dan sikap melalui kegiatan mind-on dan hands-on, hal ini dimaksudkan agar siswa dilatih melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, untuk menemukan konsep-konsep serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. (Carin, 1997: 6).
Memberikan pembelajaran sains yang
baik akan menyiapkan siswa untuk dapat hidup di dunia yamg lebih kompleks
dimasa yang akan datang. Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh
serangkaian tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar adalah mendidik anak
agar memahami konsep sains, memiliki keterampilan ilmiah dan konsep ilmiah.
Keilmiahan dalam pembelajaran sains oleh materi pelajaran sains, melainkan oleh
cara melibatkan siswa kedalam kegiatan didalamnya.
Berdsarkan tujuan tersebut pembelajaran di Sekolah Dasar harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketiga aspek di dalamnya
yaitu : pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran dapat dilaksankan secara berkelompok maupun
individual, dan bersifat fleksibel. Selain itu juga aktivitasnya dapat
disesuaikan dengan tingkat pengembangan dan lingkungan anak. Menciptakan model siklus belajar pada tiga
fase sederhana diantaranya fase eksplorasi, klarifikasi dan aplikasi konsep.
(Nono Sutarno, 2009: 8.27).
Pada fase eksplorasi, siswa diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi materi pelajaran secara bebas, memunculkan
pertanyaan dan ide dari siswa. Tujuan fase ini adalah untuk mengungkapkan
pengetahuan awal siswa serta membangkitkan minat dan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap kegiatan pembelajaran sains.
Pada fase klarifikasi, siswa
dibimbing guru untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui kegiatan
keterampilan proses sains. Dengan mengajak siswa mengenal istilah dan
penjelasan yang membantu pemahaman dan pengkomunikasian konkrit pada
keterampilan proses sains yang sesuai dengan konsep yang akan dibahas.
Dalam fase aplikasi konsep, siswa
menggunakan konsep yang telah mereka pahami untuk menyelidiki atau
menyelesaikan masalah baru yang masih berhubungan berdasarkan pengalaman siswa
melalui kegiatan diskusi kelas atau kelompok.
Terima kasih telah berkunjung dan ikuti aja Fans Page nya web juprani klik disini
0 Response to "Pengertian Alat Peraga atau Media Pembelajaran"
Post a Comment