BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Sumber daya
manusia yang profesional dapat diperoleh melalui berbagai pengembangan secara
menyeluruh. Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya adalah salah satu modal
dasar pembangunan nasional. Namun selama ini masih dirasakan bahwa potensi
sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal mengingat
sebagian besar dari angkatan kerja, tingkat keterampilan dan pendidikannya
masih rendah. Rendahnya pendidikan akan sangat berpengaruh besar terhadap sikap
mental tenaga kerja yang berakibat rendahnya unjuk kerja Untuk mendapatkan
manusia-manusia potensial dibutuhkan kelembagaan pendidikan yang tangguh, yaitu
yang dapat memberikan bekal kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya.
Sesuai
dengan zamannya, guru yang bermutu harus mempunyai kemampuan profesional. Dalam
hal ini Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (1979) merumuskan tiga kemapuan
penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional yaitu (1)
kompetensi profesional, (2) kompetensi personal, dan (3) kompetensi sosial
(Arikunto, 1990:238-239). Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi
pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Berbagai
usaha dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak akan menunjukkan hasil
yang berarti apabila tetap mengesampingkan guru. Guru dengan keterlibatannya
dalam pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, penyediaan
sarana dan prasarana akan mengubah wajah pendidikan itu sendiri.
IPA berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara menyeluruh. Dengan demikian IPA
bukan hanya penguasaaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-kosnep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Siswa harus terbiasa meneliti
setiap peristiwa yang terjadi pada dirinya dan juga alam sekitarnya.(Muhamad
Samsul Wardani, 2008: 1).
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh penulis pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Kukupu
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang tentang konsep Rangka Manusia ditemukan masalah dalam pembelajaran yaitu siswa
tidak antusias atau tidak semangat didalam mengikuti pembelajaran, kemudian metode yang digunakan guru tidak
membuat siswa untuk belajar mengalami langsung. Di dalam pembelajaran guru
hanya menjelaskan sesuai yang tertera di buku paket dan juga tidak menggunakan
alat peraga yang konkret hanya sebatas gambar-gambar pada buku paket, sehingga nilai rata-rata IPA pada hasil Ulangan formatif kelas IV pada materi rangka manusia tahun pelajaran 2011 / 2012, di bawah nilai ideal
dari 20 siswa dengan nilai rata-rata yaitu 5,18.
Jelas
sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan
tujuan yang diharapkan pada kurikulum, juga dengan harapan yang diinginkan guru
dan peneliti pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran
dengan antuasias atau semangat sehingga dapat mencapai nilai akhir denga
rata-rata <7.
Penggunaan alat peraga dan metode yang bervariasi merupakan
solusi dari masalah yang ada pada penelitian, sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pda mata pelajaran IPA kelas IV.
Keberhasilan pemahaman
konsep IPA dapat ditentukan oleh adanya sarana belajar berupa alat peraga.
Kegiatan belajar IPA akan lebih bermakna apabila melibatkan seluruh indera
siswa. Dengan melihat mendengar, megamati, merasakan, dan mempraktikan sendiri,
maka konsep IPA akan menjadi bagian dari siswa. Melalui pembajaran IPA di
sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan
dan percobaan. (Muhamad Samsul Wardani, 2008: 2).
Setiap anak didik
mempunyai motivasi belajar yang berlainan. Oleh karena itu, setiap guru
dituntut unuk memahami hal ini agar pengajaran yang dilakukan tidak
asal-asalan. Guru yag mengabaikan perbedaan motivasi dalam diri anak setiap
anak didik cenderung mengalami kegagalan dalam melaksankan tugasnya mengajar di
kelas (Syaiful Bahri D dan Aswan Zain,
2006:142).
Berdasarkan
data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas,
dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran IPA dengan judul penelitian “Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA tentang Konsep Rangka Manusia dan Kegunaannya di Kelas IV
SD Negeri Kukupu Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang”.
Dengan
demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak harus dilaksanakan,
kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak dalaksanakan, bagi guru
dan siswa. Guru tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar dan
bagi siswa sendiri tidak akan bisa menerima pelajaran secara optimal.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat, ada
beberapa masalah yang terjadi pada KBM, sebagai berikut :
1)
Ketika pembelajaran berlangsung,
siswa pasif terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan sulit memahami
materi yang disampaikan
2)
Tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pembelajaran sangat rendah
3)
Ketika pembelajaran berlangsung,
sebagian besar siswa belum dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar
- Analisis
Masalah
Melalui hasil penelitian dengan bantuan teman sejawat
diketahui bahwa yang menjadi faktor penyebab kurang aktifnya siswa selama
pembelajaran berlangsung, dan rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajran sebagai berikut :
1)
Guru kurang memberikan motivasi
terhadap siswa, saat pembelajaran berlangsung
2)
Guru tidak menggunakan alat peraga
sehingga pelajaran menjadi tidak menarik
3)
Guru tidak menggunakan metode yang
bervariasi
4)
Guru belum menerapakan metode atau
pendekatan pembelajaran yang tepat
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti merumuskan beberapa
permasalahan yang sekiranya relevan dan judul penelitian menjadi lebih jelas,
maka permasalahan penelitian dirumusakan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
- Apakah
alat peraga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA konsep Rangka manusia dan
kegunaannya di kelas IV SDN Kukupu Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
a.
Ingin meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan alat peraga konsep
Rangka manusia dan kegunaannya pada mata
pelajaran IPA di kelas IV.
D. Manfaat Perbaikan
- Manfaat Bagi Peneliti
a.
Hasil penelitian tindakan kelas
ini dapat digunakan dalam mengajar dan sebagai acuan untuk proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan, dan
b.
Sebagai tolak ukur dalam pelajaran
IPA siswa SD
- Manfaat Bagi Guru
a.
Meningkatkan kreatifitas.
b.
Menciptakan guru professional.
c. Meningkatkan pola
ajar yang bermutu.
- Manfaat Bagi Siswa :
a.
Meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran
b.
Siswa terlibat aktif dalam belajar
c.
Meningkatan hasil belajar siswa
- Manfaat bagi Sekolah
a.
Mengetahui masalah proses belajar
di sekolah
b.
Untuk bahan refleksi terhadap
kemajuan sekolah
c.
Untuk meningkatkan mutu kualitas
dan kuantitas sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Setiap anak
memiliki perbedaan dalam sturktur, fungsi dan dalam taraf pertumbuhannnya. Kita
dapat mengamati adanya variasi ( perbedaan ) ini dalam satu kelas pada diri
anak dengan usia yang sama.
Menurut Yelon dan Weinstein (1977: 34)
bahwa :
Mengamati perkembangan mental tentu tidak semudah seperti mengamati
perkembangan fisik. Banyak hal sebagai akibat yang dapat diamati, bertumbuhnya
pemahaman tentang dunia dan bertambahnya kemampuan yang dimiliki anak, tetapi
kita tidak dapat mengukur proses-proses internal yang menyebabkan akibat itu.
Anak prasekolah tidak dapat diharapkan untuk berpikir logis , untuk memehami
konsep-konsep seperti yang dapat dilakukan oleh siswa dewasa atau mahasiswi ;
sulit bagi kita untuk mengatakan secara pasti kapan dan bagaimana kemampuan itu
berkembang. Meskipun demikian, kita sesungguhnya banyak belajar tentang perkembangan kognitif, berdasarkan riset
laboratorium maupun observasi ilmiah
mengenai anak dalam hal melakukan tugas dalam bermain.
Piaget
dalam L. Barlia (2008: 13-14), menjelaskan tentang perkembangan Intelektual
anak usia Sekolah Dasar yaitu termasuk kedalam tahap Oprasional Konkrit yaitu
usia 7 – 8 tahun sampai 11 -12 tahun, karakteristik anak pada usia oprasional
konkrit sebagai berikut :
-
Berpikir lebih konkrit belum bisa berpikir
abstrak, tetapi dasar-dasar berpikir logis dapat dibentuk, serta pengelompokan
dasar pengklaisfikasian dan hubungan dapat dimulai
-
Konsep konservasi dapat dikembangkan secara urutan
nomor, substansi, panjang, luas, berat dan isi.
-
Konsep mengulang kembali mulai berkembang
-
Tidak dapat mengisolasi variable, tetap berkembang
secara bertahap didalam berpikir tanpa dapat merealisasikan hubungan antara
hal-hal tersebut.
Didalam
pembelajaran IPA juga anak menangkap dan menterjemahkan sesuatu secara berbeda.
Sehingga walaupun anak mempunyai umur yang sama, tetapi ada kemungkinan mereka
mempunyai pengertian yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sama.
Jadi seorang individu anak adalah unik (khas).
Dengan
demikian pembelajaran IPA di SD harus banyak melibatkan anak secara langsung.
Dan pembelajaran IPA harus menggunakan alat peraga/media pembelajaran karena
anak masih pemikirannya berdasarkan yang nyata atau konkret dan belum bisa
menterjemahkan sesuatu yang abstrak
Dalam
penelitian ini, peneliti akan menggunakan media pembelajaran berupa alat
peraga. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Schramm dalam A. Sudrajat (2008: 1) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Sementara
itu, Briggs dalam A. Sudrajat (2008: 1) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton
(1969: 18) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Akhmad Sudrajat
(2008: 2) mengemukakan beberapa fungsi media Sebagai berikut :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran
dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke
obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik.
Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar –
gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta
didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar;
(b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang
bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar yang
berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Penelitian ini dilaksankana di SD Negeri Kukupu Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang Provinsi
Banten, dari tanggal 05 Juni
2012 sampai dengan tanggal 07 Juni 2012 dengan jadwal sebagai berikut :
Subjek Penelitian yaitu :
F
Kelas : IV
F
Mata Pelajaran : IPA
F
Tema : Rangka manusia dan
kegunaannya
F
Siklus : 1 dan 2
Waktu Pelaksanaan :
F
Siklus 1 pada tanggal 04 Juni 2012 Jam petama
F
Siklus 2 pada tanggal 09 Juni 2012 Jam Keempat
B. Deskripsi Persiklus
Dalam melaksankan penelitian ini peneliti memilih model Kemmis dan MC
Taggart, karena tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru. Model ini
terdiri dari empat tahapan yaitu : rencana, tindakan, pengamatan/observasi dan
refleksi, sebagai berikut :
a.
Pra Siklus
Pada proses penelitian pra siklus kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memantau KBM yang sedang berlangsung
pada pembelajaran Rangka manusia dan kegunaannya di kelas IV .
2) Refleksi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan yang diperoleh selama KBM ,
baik yang dirasakan guru maupun dari hasil pengamatan, dan selanjutnya
merumusakn siklus I.
b.
Siklus I
Pada proses penelitian siklus
I kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Rencana
Kegiatan ini peneliti
sebagai model menyusun rencana kegiatan tindakan pemecahan masalah berdasarkan
hasil refleksi pada pra siklus yaitu dengan menggunakan alat peraga .
Dalam kegiatan ini
peneliti dan guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yaitu :
a)
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Konsep Rangka manusia dan kegunaannya .
b)
Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
c)
Membuat instrumen penelitian.
d)
Menyiapkan media dan alat
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran.
2) Tindakan
Kegiatan pada proses tindakan ini peneliti
sebagai model melaksanakan KBM
berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus menggunakan alat peraga sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
Langkah-langkah
pembelajaran tersebut antara lain adalah :
a)
Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga sederhana di
dalam kelas.
b)
Melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode yang sesuai dalam hal ini menggunakan alat peraga
c)
Tanya jawab tentang materi
pembelajaran, siswa secara bergiliran .
d)
Evaluasi dan tindak lanjut
3) Observasi
Kegiatan ini peneliti sebagai model
berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer untuk memantau dan mengamati KBM yang sedang berlangsung dengan menggunakan
alat peraga pada pembelajaran Rangka
manusia dan kegunaannya di kelas IV , sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
4) Refleksi
Pada
tahapan ini peneliti sebagai model berdiskusi dengan teman sejawat untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan yang diperoleh
selama KBM , baik yang dirasakan peneliti maupun dari hasil pengamatan.
Apakah ada peningkatan atau belum, apabila hasil belajar siswa belum maksimal
maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
c.
Siklus II
Pada proses penelitian siklus II
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Rencana
Kegiatan ini peneliti
sebagai model menyusun rencana kegiatan tindakan pemecahan masalah berdasarkan
hasil refleksi pada pra siklus yaitu dengan menggunakan alat peraga .
Dalam kegiatan ini
peneliti dan guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yaitu :
a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Konsep Rangka manusia dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga
b.
Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
c.
Membuat instrumen penelitian.
d.
Menyiapkan media dan alat
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran .
2) Tindakan
Kegiatan pada proses tindakan ini peneliti
sebagai model melaksanakan KBM
berdasarkan hasil refleksi dari siklus I menggunakan alat peraga sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
Langkah-langkah
pembelajaran tersebut antara lain adalah :
a)
Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga di dalam kelas.
b)
Melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode bervariasi
c)
Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok
d)
Setiap kelompok bertanya jawab
tentang kegunaan rangka manusia berdasarkan LKS yang dibagikan guru
e)
Membimbing siswa dalam menentukan
fungsi dari setiap rangka manusia di dalam kelompoknya
f)
Diskusi tentang rangka manusia dan
kegunaannya
g)
Evaluasi dan tindak lanjut
3) Observasi
Kegiatan ini peneliti sebagai model
berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer untuk memantau dan mengamati KBM yang sedang berlangsung dengan menggunakan
alat peraga pada pembelajaran Rangka
manusia dan kegunaannya di kelas IV , sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
4) Refleksi
Pada
tahapan ini peneliti sebagai model berdiskusi dengan teman sejawat untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan yang diperoleh
selama KBM , baik yang dirasakan peneliti maupun dari hasil pengamatan.
Apakah ada peningkatan atau belum, apabila hasil belajar siswa belum maksimal
maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan
Model Kemmis dan Tagart
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Per Siklus
1. Pra Siklus
a.
Observasi
Dalam pra siklus ini peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang telah rencanakan oleh peneliti
sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati proses pembelajaran
seperti biasa dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Aspek yang diamati selama KBM berlangsung, materi pembelajaran diberikan
secara kaku mengikuti apa yang ada pada buku paket, penggunaan alat peraga
sebagai alat bantu dalam mengajar belum tampak, metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran hanya mengunakan metode ceramah tanpa lebih melibatkan
siswa dan hasil belajar siswa masih kurang. Hal ini dibuktikan pada kegiatan
tes akhir terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah itu terbukti dari
nilai rata-rata 5,18 untuk pembelajaran konsep Rangka manusia dan
kegunaannya .
b.
Refleksi
Hasil
dari pemantauan di atas kemudian dianalisis hal-hal yang masih perlu diadakan
perbaikan dan penyempurnaan. Hasil analisis terhadap hal-hal yang masih perlu
diadakan perbaikan dan penyempurnaan dalam proses belajar mengajar masih perlu
adanya perbaikan dan penyempurnaan, dalam pelaksanaan pembelajaran lebih baik
memakai alat peraga agar materi pelajaran lebih jelas dan mudah difahami serta
lebih lama di ingat oleh siswa dan metode yang digunakan dalam pembelajaran
sebaiknya tidak hanya metode ceramah saja tetapi juga menggunakan metode yang
sesuai yang sesuai dengan materi. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
belajar sebaiknya diadakan tes sesuai materi.
2. Siklus I
a. Rencana
Berdasarkan
hasil pre-tes bahwa konsepsi awal siswa kelas IV tentang Rangka manusia dan kegunaannya jumlah siswa yang memiliki konsepsi konsisten
dengan konsep ilmiah masih rendah, maka peneliti merencanakan untuk mengadakan
diskusi dengan teman sejawat untuk menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran IPA tentang Rangka manusia dan kegunaannya . Berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus,
maka peneliti sebagai model dan teman sejawat merencanakan kegiatan tindakan
yang akan dilaksanakan pada siklus I.
b. Tindakan
Tindakan
ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan
memperhatikan kekurangan-kekurangan dari tindakan pra siklus dengan
perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I ini, yaitu melalui proses pembelajaran,
peneliti sebagai model berusaha mengubah konsepsi siswa tentang Benda dan sesuai
dengan konsepsi ilmiah, dan pelaksanaannya menggunakan alat peraga yang dilakukan peneliti sebagai model dan
siswa dalam proses pembelajaran.
Pada
pelaksanaan tindakan I ini, sebelum pelajaran dimulai siswa berdo’a
bersama-sama.
Sebagai langkah awal peneliti menyiapkan
alat dan bahan berupa gambar-gambar, patung plastik rangka tubuh
manusia, layang-layang
kemudian peneliti menjelaskan materi pembelajaran.
Selanjutnya peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati alat
peraga tersebut tersebut. Peneliti menjelaskan materi pembelajaran, kemudian
Siswa bertanya jawab tentang materi pembelajaran, selanjutnya peneliti
memberikan tugas kepada siswa untuk menyebutkan bagian-bagian tubuh manusia. Peneliti
membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan untuk menemukan konsep sendiri, dan
siswa menjawab soal-soal post-tes setelah pembelajaran berakhir.
c. Observasi
Hasil pengamatan selama proses belajar mengajar
berlangsung adalah selama proses belajar mengajar berlangsung, pembelajaran
diberikan lebih menarik dikarenakan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar sudah tampak,
tetapi belum optimal, sehingga keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sudah
tampak tetapi belum optimal juga.
Metode yang digunakan lebih bervariasi, sehingga aktivitas
anak lebih baik meskipun masih ada sebagian siswa yang tidak terlihat aktif
secara penuh. Hasil belajar siswa ada peningkatan meskipun belum memuaskan.
Berdasarkan pada tes akhir pembelajaran
siklus I ini terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV sebanyak 20 orang dalam pembelajaran sudah
mulai terlihat ada kemajuan dan peningkatan itu terlihat dari nilai rata-rata sebesar
5,18 pada pra siklus menjadi 6,45 pada pembelajaran siklus I. Hal rsebut
membuktikan hasil belajar siswa ada peningkatan tetapi belum optimal.
d. Refleksi
Hasil pemantauan pada siklus I kemudian dianalisis
terhadap hal-hal yang masih perlu diadakan perbaikan dan penyempurnaan yaitu selama
kegiatan belajar mengajar, metode dan alat peraga yang digunakan sesuai dengan
materi tetapi siswa msih pasif karena dalam pembelajaran hanya guru saja yang
melakukan demonstrasi tapi siswa tidak di libatkan.
Pada
kegiatan siklus I ini peneliti belum bisa menghidupkan pembelajaran karena
pembelajaran masih satu arah. Hasil belajar siswa menunjukan kemajuan
dibandingkan dengan pra siklus.
3. Siklus II
a. Rencana
Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka untuk
mengatasi kekurangan dan kelemahan, yaitu dengan merencanakan kegiatan siklus
II sebagai upaya untuk meningkatkan konsepsi siswa pada pembelajaran tentang
konsep Rangka manusia dan kegunaannya di kelas IV
b. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran
yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dari tindakan
siklus I yang telah dilaksanakan. Pada
tindakan ini, yaitu meningkatkan konsepsi siswa tentang Rangka manusia dan
kegunaannya sesuai dengan konsep ilmiah dan pelaksanaan
pendekatan pemahaman dengan menggunakan alat peraga sebagai upaya upaya untuk meningkatkan
konsepsinya sendiri.
Pada pelaksanaan tindakan II ini, sebelum pelajaran
dimulai siswa berdo’a bersama-sama seperti biasanya. Pertama‑tama peneliti memberitahukan kepada siswa tentang
materi yang akan di ajarkan, kemudian melakukan apersepsi dengan cara bertanya
kepada siswa ” anak-anak kenapa
layang-layang bia terbang dan kokoh
ketika tertiup angin?” dari jawaban siswa selanjutnya peneliti melanjutkan dengan materi yang
akan diajarkan.
Sebagai
langkah awal peneliti menyiapkan alat dan bahan gambar-gambar, patung plastik
rangka tubuh manusia, layang-layang
sebagai bahan pembelajaran untuk mengetahui Rangka manusia dan kegunaannya , kemudian peneliti membagi siswa kedalam
beberapa kelompok untuk melakukan diskusi bersama teman kelompoknya. Dalam
kegiatan diskusi tersebut peneliti juga menyiapkan lembar pengamatan yang
diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran.
Selanjutnya peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam
melakukan diskusi tentang Rangka manusia dan kegunaannya . Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama, Kemudian siswa mengadakan diskusi bersama teman kelompoknya untuk
mengetahui dan mengidentifikasi Rangka manusia dan kegunaannya dan
mencatatnya dalam buku tugas masing-masing. Peneliti memberikan tugas kepada
setiap kelompok untuk menyebutkan bagian rangka manusia dan kegunaannya
Peneliti membimbing setiap kelompok untuk membuat
kesimpulan hasil diskusi tersebut. Setelah itu setiap kelompok melaporkan hasil
kerja kelompoknya tersebut di depan kelas secara bergiliran.
Peneliti membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya pada
kegiatan akhir siswa menjawab soal-soal post-tes yang telah disediakan peneliti.
c. Observasi
Setelah dilakukan observasi dari tugas sasaran atau
tujuan penelitian telah tercapai, dengan dilaksanakannya proses belajar
mengajar dengan menggunakan alat peraga , maka konsepsi siswa yang konsisten
dengan konsep ilmiah mengalami perubahan sekalipun belum optimal.
Proses pembelajaran yang dilakukan semakin lancar dan
antusias siswa sangat baik, hal ini karena peneliti sebagai model mengajar dengan
menggunakan alat peraga secara optimal. Strategi
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar lebih bervariasi, dan
aktivitas siswa dalam melakukan demonstrasi terlihat semakin meningkat.
Pengadaan dan penggunaan alat peraga sudah disiapkan secara terencana sesuai
dengan tujuan pembelajaran, dalam proses belajar mengajar siswa berani dalam
berekspresi menjalankan demonstrasi dengan baik. Pada kegiatan akhir proses
belajar mengajar peneliti sebagai model melaksanakan generalisasi dari materi
yang di ajarkan. Hasil belajar siswa ada peningkatan dibanding dengan siklus I,
menunjukan kemajuan dari siklus sebelumnya.
Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran siklus II terlihat pada tes akhir pembelajaran
siklus II juga terlihat hasil belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya
dengan nilai rata-rata sebesar 7,99 dan nilai terendah pada pembelajaran siklus
II ini yaitu nilai 7 Hasil belajar siswa pada siklus ini menunjukan peningkatan
yang signifikan sebesar 75% dibandingkan hasil belajar pada siklus sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil pemantauan pada siklus II kemudian dianalisis
terhadap hal-hal yang masih perlu di adakan perbaikan dan penyempurnaan , selama
kegiatan belajar mengajar metode dan alat peraga yang digunakan sesuai dengan
materi. Pengorganisiran siswa oleh peneliti sudah bisa dikatakan optimal
terlihat dari ketertiban siswa dalam melakukan demonstrasi. Sehingga
menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kelihatan lebih kondusif.
Pada
kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan generalisaasi dari pokok-pokok
materi yang diberikan pada saat sudah kembali ke kelas dan siswa memberi
perhatian secara penuh. Hasil belajar siswa menunjukan kemajuan yang signifikan
dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
Table 1
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif
Siswa Kelas IV
Mata
Pelajaran IPA tentang Rangka Manusia dan Kegunaannya
NO
|
NAMA SISWA
|
N I L A I
|
Pra Sikus
|
Sesudah
perbaikan
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Haerudin
|
4
|
7
|
8
|
2
|
Anang
|
5
|
8
|
8
|
3
|
Uyoh. R
|
4
|
6
|
8
|
4
|
A. Juli. A
|
4
|
6
|
7.5
|
5
|
Mesa Lestari
|
5
|
7
|
7.5
|
6
|
Herul Saefulloh
|
4
|
6
|
7.5
|
7
|
Nur Amaliah
|
5
|
6
|
8
|
8
|
Maya Amelia
|
7
|
7
|
8
|
9
|
Aris Rizki Juliana
|
5
|
6
|
9
|
10
|
Ilham Haris
|
5
|
7
|
8
|
11
|
Nina Khairunnisa
|
5
|
6
|
7.5
|
12
|
Rian Dani
|
5.5
|
6
|
7
|
13
|
Siti Khodijah
|
6
|
8
|
9
|
14
|
Tomi Supendi
|
4
|
5
|
7.5
|
15
|
Yunita Sari
|
5
|
6
|
8.3
|
16
|
M. Hapiddudin
|
5
|
5
|
8.5
|
17
|
Neng Iya Ikhtiana
|
8
|
8
|
9
|
18
|
Taufik Hidayat
|
4
|
6
|
8
|
19
|
Lina M
|
7
|
7
|
7.5
|
20
|
Nita. P
|
6
|
6
|
8
|
JUMLAH
|
104
|
129
|
159
|
RATA-RATA
|
5.18
|
6.45
|
7.99
|
Nilai rata-rata sebelum perbaikan pelajaran = 104 : 20 = 5.18
Nilai rata-rata sesudah perbaikan pelajaran :
·
Siklus I = 129 : 20 = 6.45
·
Siklus II = 159 : 20 = 7.99
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksankan Peneliti telah menyajikan hasil observasi dari pembelajaran Imu IPA
yang peneliti sajikan dalam bentuk tabel ; ( Hasil
Pengolahan Data ).
Setelah adanya perbaikan terlihat perubahan nilai yang
signifikan dari nilai rata-rata siswa kelas IV
dari rata-rata 5,18 menjadi 7,99
atau semula 6 orang siswa atau 27,2%
yang mampu menguasai materi 60% keatas,
sesudah perbaikan ada 14 orang siswa atau 63.6% yang mampu menguasai materi
pelajaran diatas 75%.
Perbaikan pembelajaran IPA materi Rangka Manusia dan
Kegunaannya dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran atau alat peraga dan metode yang bervariasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terlihat nilai rata-rata dari pra siklus
5.18, siklus I 6.45 dan siklus II 7.99. terlihat pada grafik dibawah ini
:
Grafik 1
Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Tes Siswa Kelas IV
Pada Mata Pelajaran IPA tentang Konsep Rangka Manusia dan Kegunaannya
Grafik diatas
menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, itu
dikarenakan Keberhasilan pemahaman konsep IPA dapat ditentukan oleh adanya
sarana belajar berupa alat peraga. Kegiatan belajar IPA akan lebih bermakna
apabila melibatkan seluruh indera siswa. Dengan melihat mendengar, megamati,
merasakan, dan mempraktikan sendiri, maka konsep IPA akan menjadi bagian dari
siswa. Melalui pembajaran IPA di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep
ataupun dalil melalui pengamatan dan percobaan. (Muhamad Samsul Wardani, 2008:
2).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
pada pembelajaran IPA kelas IV dengan
menggunakan alat peraga , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran IPA di kelas
IV dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata hasil tes formatif, pada mata
pelajaran IPA di kelas IV diperoleh
nilai pra siklus 5.18, siklus I 6.45 dan siklus II 7.99
terlihat ada peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya.
Dengan demikian penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat merangsang siswa
untuk memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran,
menemukan ide dan gagasan baru dalam
memodifikasi keadaaan yang disaksikan langsung, menumbuhkan sifat kritis yang
dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat serta melatih keterampilan siswa dalam
mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan
baik secara lisan maupun secara tertulis. Dengan kata lain, penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan pemahaman siswa,
mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara umum maupun khusus dan
meningkatkan hasil belajar siswa
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan alat peraga, maka peneliti dapat merekomendasikan hal-hal
sebagai berikut :
1.
Untuk Guru
Hendaknya guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA, untuk meningkatkan kemampuan guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan menjadikan acuan untuk menajdi guru yang profesional, dan juga
hendaknya dalam setiap materi disertakan alat peraga agar tidak terjadi
verbalisme.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah dapat
menjadikan penggunaan alat peraga sebagai bahan pembinaan profesional bagi guru-guru dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA
di kelas.
3.
Untuk Pengawas
Salah satu tugas pengawas adalah memberikan pengarahan kepada guru-guru
dalam kegiatan pembelajaran, maka untuk itu dalam mengarahkan para guru dalam
satu gugus tersebut untuk mencoba menerapkan metode dan pendekatan yang bervariasi
dalam kegiatan pembelajaran IPA untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran, karena hal ini
telah berhasil seperti yang telah dilakukan oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006, Kurikukum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: CV. Timur Putra Mandiri
Djamarah, S.B. dan
Zain Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kuraesin, E. (2004). Belajar IPA Untuk Siswa SD. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa
Mikarsa, H. Tafik,
A. dan Priyanti, P.J. (2002). Pendidikan
Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rukmana, A dan
Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas.
Bandung: UPI PRESS
Rahman. A. (2009). IPA Kelas IV. Solo : Indonesia Jaya
Wardani, M.S. (2008). Membuat Alat Peraga IPA. Bogor : Regina
Wardani I. G. A. K.
Dr. Prof, Siti Julaeha, MA, Ngadi Marsinah, M.Pd.(2005).Penetapan Kemampuan Profesional ( Panduan ).Jakarta : Universitas
Terbuka
Wardani I. G. A. K.
Dr.Wihardit Kuswaya Drs.Med, Noehi Nasution Drs. MA.(2004).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas Terbuka
Winataputra Udin S.
(2003). Materi Pokok Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
jangan lupa di inget hasil juve.com. dan jangan lupa komentar |
0 Response to "PROPOSAL PTK BY : Juprani, S,Pd...."
Post a Comment