BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Sesuai
dengan zamannya, guru yang bermutu harus mempunyai kemampuan profesional. Dalam
hal ini Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (1979) merumuskan tiga kemapuan
penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional yaitu (1)
kompetensi profesional, (2) kompetensi personal, dan (3) kompetensi sosial
(Arikunto, 1990:238-239). Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi
pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Berbagai
usaha dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak akan menunjukkan hasil
yang berarti apabila tetap mengesampingkan guru. Guru dengan keterlibatannya
dalam pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, penyediaan
sarana dan prasarana akan mengubah wajah pendidikan itu sendiri.
Sumber daya
manusia yang profesional dapat diperoleh melalui berbagai pengembangan secara
menyeluruh. Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya adalah salah satu modal
dasar pembangunan nasional. Namun selama ini masih dirasakan bahwa potensi
sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal mengingat
sebagian besar dari angkatan kerja, tingkat keterampilan dan pendidikannya
masih rendah. Rendahnya pendidikan akan sangat berpengaruh besar terhadap sikap
mental tenaga kerja yang berakibat rendahnya unjuk kerja Untuk mendapatkan
manusia-manusia potensial dibutuhkan kelembagaan pendidikan yang tangguh, yaitu
yang dapat memberikan bekal kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya.
|
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diperoleh penulis pada pembelajaran IPA di kelas III
SDN Cipacung Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang tentang
konsep Perubahan Sifat Benda ditemukan masalah dalam pembelajaran yaitu siswa
tidak antusias atau tidak semangat didalam mengikuti pembelajaran, kemudian metode yang digunakan guru tidak
membuat siswa untuk belajar mengalami langsung. Di dalam pembelajaran guru
hanya menjelaskan sesuai yang tertera di buku paket dan juga tidak menggunakan
alat peraga yang konkret hanya sebatas gambar-gambar pada buku paket, sehingga nilai rata-rata Mata Pelajaran IPA pada
hasil Ulangan formatif kelas III pada
materi Perubahan Sifat Benda tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah, terlihat dari
20 siswa dengan nilai rata-rata yaitu 5,15.
Jelas
sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan
tujuan yang diharapkan pada kurikulum, juga dengan harapan yang diinginkan guru
dan peneliti pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran
dengan antuasias atau semangat sehingga dapat mencapai nilai akhir denga
rata-rata <7.
Suatu
kenyataan bahwa pembelajaran Mata pelajaran IPA yang dialami selama ini masih jauh dari yang
diharapkan, yaitu dilaksanakan guru dengan lebih menekankan pada metode ceramah
yang tidak kreatif. Sering dilaksanakan dalam suatu kegiatan
pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran selalu didominasikan oleh guru. Siswa menjadi pelajar yang pasif, dan
cepat merasa bosan dalam belajar. Hal ini dikarenakan pula langkanya
penggunaan/pemanfaatan alat-alat penunjang pembelajaran. Siswa hanya hanya
menjadi pendengar, penulis ringkasan atau pencatat materi yang ada pada buku
sumber.
Penggunaan alat peraga dan metode yang bervariasi merupakan
solusi dari masalah yang ada pada penelitian, sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
III .
Dalam pelaksanaan pembelajaran, penggunaan metode yang
efektif adalah penggunaan metode yang disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi
Dasar (KD) yang akan diajarkan oleh seorang guru, dengan tetap memperhatikan
latar belakang siswa serta faktor-faktor lain yang dapat mendukung proses
pembelajaran tersebut.
Metode demonstrasi atau
metode praktek, merupakan salah satu dari sekian banyak metode, dalam metode
demonstrasi atau praktek, siswa akan di tuntut untuk langsung berhadapan dengan
bahan ajar, siswa langsung mengamati, siswa langsung berhadapan dengan benda
yang diamati sebagai bahan ajar, dengan demikian siswa belajar langsung. Metode
demonstrasi di gunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan suatu
proses, baik secara sendiri maupun kelompok. Melalui metode ini dapat di
kembangkan keterampilan siswa selama kegiatan belajar berlangsung.
(Depdikbud,1995 : 109)
Dengan
menerapkan metode demonstrasi dalam
pembelajaran dimaksudkan bahwa guru dan siswa menciptakan suasana pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Guru dapat merangsang siswa agar lebih
aktif dalam pembelajaran. Umpan balik yang efektif merupakan bagian integral
dari sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah sebuah praktik yang
terpisahkan (Akhmad Sudrajat, 2009)
Berdasarkan
data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas,
dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran IPA dengan judul penelitian “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Konsep Perubahan Sifat Benda dengan
menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa
Kelas III SDN Cipacung Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang”.
Dengan
demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak harus dilaksanakan,
kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak dalaksanakan, bagi guru
dan siswa. Guru tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar dan
bagi siswa sendiri tidak akan bisa menerima pelajaran secara optimal.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat, ada
beberapa masalah yang terjadi pada KBM, sebagai berikut :
1)
Siswa sukar menangkap penjelasan
guru
2)
Ketika Guru menyampaikan materi
pembelajaran, siswa kurang memahami materi pembelajaran.
3)
Ada siswa yang mengantuk saat guru
menjelaskan materi pelajaran
4)
Kurangnya minat siswa untuk
belajar.
- Analisis Masalah
Melalui hasil penelitian dengan bantuan teman sejawat
diketahui bahwa yang menjadi faktor penyebab kurang aktifnya siswa selama
pembelajaran berlangsung, dan rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajran sebagai berikut :
1)
Selama menjelaskan, guru tidak
pernah bertanya
2)
Penjelasan guru tidak jelas dan
cepat
3)
Bahasa yang digunakan guru sulit
dipahami siswa
4) Guru tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa
( demonstrasi )
( demonstrasi )
5)
Guru kurang memberikan penguatan
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti merumuskan beberapa
permasalahan yang sekiranya relevan dan judul penelitian menjadi lebih jelas,
maka permasalahan penelitian dirumusakan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut :
- Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA konsep Perubahan Sifat Benda di Kelas III SDN Cipacung Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
- Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA konsep Perubahan Sifat Benda di kelas III SDN Cipacung Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
a.
Ingin meningkatkan aktivitas siswa
dengan menggunakan metode demonstrasi konsep Perubahan Sifat Benda pada
mata pelajaran IPA .
b.
Ingin meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode demonstrasi konsep Perubahan Sifat Benda pada mata pelajaran IPA .
D. Manfaat Perbaikan
- Manfaat Bagi Peneliti
a.
Hasil penelitian tindakan kelas
ini dapat digunakan dalam mengajar dan sebagai acuan untuk proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan, dan
b.
Sebagai tolak ukur dalam pelajaran
IPA siswa SD
- Manfaat Bagi Guru
a.
Meningkatkan kreatifitas.
b.
Menciptakan guru professional.
c. Meningkatkan pola
ajar yang bermutu.
- Manfaat Bagi Siswa :
a.
Meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran
b.
Siswa terlibat aktif dalam belajar
c.
Meningkatan hasil belajar siswa
- Manfaat bagi Sekolah
a.
Mengetahui masalah proses belajar
di sekolah
b.
Untuk bahan refleksi terhadap
kemajuan sekolah
c.
Untuk meningkatkan mutu kualitas
dan kuantitas sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, terdapat 2 (dua) jenis
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu :
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach).
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Proses belajar merupakan bentuk prilaku manusia yang sangat penting dan
utama bagi kelangsungan hidup manusia. Proses belajar membantu manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnyaagar ia dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para
ahli, salah satunya menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses di
mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman ( Strategi
Belajar Mengajar, 2004:2.3), Juga menurut Gagne (1984) belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah akibat
pengalaman.
|
Pembelajaran berorientasi pada aktifitas siswa menghendaki keseimbangan
antara aktifitas fisik, mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual. (Wina
Sanjaya; 2006)
Motivasi belajar juga penting
diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar
pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: (1)
Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai
berhasil; (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa. (3) Meningkatkan
dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti
sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi
hadiah, atau pcndidik; (4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa
pedagogis.
Perkembangan mental peserta didik di sekolah antara lain meliputi
kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada
pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang
efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan
peserta didik. Untuk menumbuhkan minat siswa mempelajari sesuatu dalam
pembelajaran diperlukan metode tertentu yang harus dilakukan guru
Metode merupakan sesuatu yang penting dalam upaya guru menyampaikan
materi pembelajaran dengan sempurna, dalam menyampaikan bahan ajar yang di
maksud merupakan bahan ajar secara umum, baik mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lain.
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar,
prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa,
Udin S Winataputra (2003: 4.12) diantaranya :
a.
Metode pengajaran harus
memungkinkan dapat membangkitkan rasa
ingin tahu siswa lebih jauh
terhadap materi pelajaran (curriosity).
b.
Materi belajar harus memungkinkan
dapat memberikan peluang untuk berekpesi yang kreatif dengan seni.
c.
Materi belajar harus memungkinkan
siswa melalui pemecahan masalah.
d.
Materi belajar harus memungkinkan
siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu ( sikap skeptis).
e.
Metode mengajar harus memungkinkan
siswa melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu permasalahan.
f.
Metode mengajar harus memungkinkan
siswa mampu menyimak.
g.
Metode mengajar harus memungkinkan
siswa untuk belajar secara mandiri (independen learning).
h.
Metode mengajar harus memungkinkan
siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning )
i.
Metode harus memungkinkan siswa
lebih termotivasi dalam belajar
Untuk pelajaran IPA tentang Perubahan
Sifat Benda , metode yang tepat adalah
metode demonstrasi. Dengan metode tersebut siswa dapat tertantang untuk
mengalami langsung kegiatan dan akan menciptakan suasana belajar yang hidup
sehingga pemahaman siswa tentang pelajaran akan tercapai dengan baik. Dalam
metode demonstrasi atau praktek biasanya guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok, dan tiap kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang. Jumlah anggota
kelompok di batasi, hal ini dilakukan untuk keefektifan kerja siswa.
Dengan menerapkan
metode demonstrasi dalam pembelajaran dimaksudkan bahwa guru dan siswa
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Guru
dapat merangsang siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Umpan balik yang
efektif merupakan bagian integral dari sebuah dialog instruksional antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan
bukanlah sebuah praktik yang terpisahkan (Akhmad Sudrajat, 2009)
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas III Sekolah Dasar yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari
07 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksankana di SD
Negeri Cipacung Kecamatan Cinangka
Kabupaten Serang Provinsi Banten, dari tanggal 04 Juni 2012 sampai dengan tanggal 09
Juni 2012 dengan jadwal sebagai berikut :
Subjek Penelitian yaitu :
F
Kelas : III
F
Mata Pelajaran : IPA
F
Tema : Perubahan Sifat
Benda
F
Siklus : 1 dan 2
Waktu Pelaksanaan :
F
Siklus 1 pada tanggal 04 Juni 2012 Jam Keempat
F
Siklus 2 pada tanggal 09 Juni 2012 Jam Keempat
B. Deskripsi Persiklus
Dalam melaksankan penelitian ini peneliti memilih model Kemmis dan MC
Taggart, karena tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru. Model ini
terdiri dari empat tahapan yaitu : rencana, tindakan, pengamatan/observasi dan
refleksi, sebagai berikut :
a.
Pra Siklus
Pada proses penelitian pra siklus kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
|
1) Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memantau KBM yang sedang berlangsung
pada pembelajaran Perubahan Sifat Benda di
kelas III .
2) Refleksi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan yang diperoleh selama KBM ,
baik yang dirasakan guru maupun dari hasil pengamatan, dan selanjutnya
merumusakn siklus I.
b.
Siklus I
Pada proses penelitian siklus
I kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Rencana
Kegiatan ini peneliti
sebagai model menyusun rencana kegiatan tindakan pemecahan masalah berdasarkan
hasil refleksi pada pra siklus yaitu dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Dalam kegiatan ini
peneliti dan guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yaitu :
a)
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Konsep Perubahan Sifat Benda .
b)
Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
c)
Membuat instrumen penelitian.
d)
Menyiapkan media dan alat
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran ( alat peraga sederhana ).
2) Tindakan
Kegiatan pada proses tindakan ini peneliti
sebagai model melaksanakan KBM
berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus menggunakan
metode demonstrasi sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa terhadap materi pelajaran.
Langkah-langkah
pembelajaran tersebut antara lain adalah :
a)
Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga sederhana di
dalam kelas.
b)
Melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode yang sesuai dalam hal ini menggunakan metode demonstrasi
c)
Melakukan demonstrasi untuk
menentukan Perubahan Sifat Benda .
d)
Evaluasi dan tindak lanjut
3) Observasi
Kegiatan ini peneliti sebagai model
berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer untuk memantau dan mengamati KBM yang sedang berlangsung dengan menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran Perubahan Sifat Benda di kelas III , sebagai upaya dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
4) Refleksi
Pada
tahapan ini peneliti sebagai model berdiskusi dengan teman sejawat untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan yang diperoleh
selama KBM , baik yang dirasakan peneliti maupun dari hasil pengamatan.
Apakah ada peningkatan atau belum, apabila hasil belajar siswa belum maksimal
maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
c.
Siklus II
Pada proses penelitian siklus II
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Rencana
Kegiatan ini peneliti
sebagai model menyusun rencana kegiatan tindakan pemecahan masalah berdasarkan
hasil refleksi pada pra siklus yaitu dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Dalam kegiatan ini
peneliti dan guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
yaitu :
a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Konsep Perubahan Sifat Benda dengan menggunakan metode demonstrasi
b.
Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
c.
Membuat instrumen penelitian.
d.
Menyiapkan media dan alat
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran ( alat peraga yang ada di
lingkungan sekitar yang sehari-hari ditemui siswa ).
2) Tindakan
Kegiatan pada proses tindakan ini peneliti
sebagai model melaksanakan KBM
berdasarkan hasil refleksi dari siklus I menggunakan
metode demonstrasi sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa terhadap materi pelajaran.
Langkah-langkah
pembelajaran tersebut antara lain adalah :
a)
Melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga sederhana dan
metode demonstrasi di dalam kelas.
b)
Melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode bervariasi
c)
Membagi siswa kedalam beberapa
kelompok untuk melakukan demonstrasi/praktek dalam menentukan Perubahan Sifat
Benda di dalam kelompoknya
d)
Membimbing siswa dalam melakukan
demonstrasi untuk menentukan Perubahan Sifat Benda .
e)
Membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan hasil demontrasi tentang Perubahan Sifat Benda , kemudian setiap
perwakilan kelompok membacakan di depan kelas.
f)
Evaluasi dan tindak lanjut
3) Observasi
Kegiatan ini peneliti sebagai model
berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer untuk memantau dan mengamati KBM yang sedang berlangsung dengan menggunakan metode
demonstrasi pada pembelajaran Perubahan Sifat Benda di kelas III , sebagai upaya dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran.
4) Refleksi
Pada
tahapan ini peneliti sebagai model berdiskusi dengan teman sejawat untuk
menganalisis dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan yang diperoleh
selama KBM , baik yang dirasakan peneliti maupun dari hasil pengamatan.
Apakah ada peningkatan atau belum, apabila hasil belajar siswa belum maksimal
maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Per Siklus
1. Pra Siklus
a.
Observasi
Dalam pra siklus ini peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang telah rencanakan oleh peneliti
sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati proses pembelajaran
seperti biasa dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Aspek yang diamati selama KBM berlangsung, materi pembelajaran diberikan
secara kaku mengikuti apa yang ada pada buku paket, penggunaan alat peraga
sebagai alat bantu dalam mengajar belum tampak, metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran hanya mengunakan metode ceramah tanpa lebih melibatkan
siswa dan hasil belajar siswa masih kurang.
Berdasarkan hasil observasi
pada kegiatan pra siklus terlihat aktivitas belajar siswa masih rendah, dari 20
siswa kelas 5 hanya beberapa siswa saja yang aktif dan semangat dalam belajar.
Jika diprosentasekan hanya 11,87 % siswa yang aktif dan 88,12 % siswa tidak
aktif dan tidak semangat dalam belajar itu membuktikan pembelajaran belum
optimal.
|
b.
Refleksi
Hasil dari pemantauan di atas kemudian dianalisis hal-hal
yang masih perlu diadakan perbaikan dan penyempurnaan. Hasil analisis terhadap
hal-hal yang masih perlu diadakan perbaikan dan penyempurnaan dalam proses
belajar mengajar masih perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan, dalam
pelaksanaan pembelajaran lebih baik memakai alat peraga sederhana agar materi
pelajaran lebih jelas dan mudah difahami serta lebih lama di ingat oleh siswa
dan metode yang digunakan dalam pembelajaran sebaiknya tidak hanya metode
ceramah saja tetapi juga menggunakan metode yang sesuai yang sesuai dengan
materi. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar sebaiknya diadakan
tes sesuai materi.
2. Siklus I
a. Rencana
Berdasarkan
hasil pre-tes bahwa konsepsi awal siswa kelas III tentang Perubahan Sifat Benda
jumlah siswa yang memiliki konsepsi
konsisten dengan konsep ilmiah masih rendah, maka peneliti merencanakan untuk
mengadakan diskusi dengan teman sejawat untuk menggunakan metode demonstrasi
dalam proses pembelajaran IPA tentang Perubahan
Sifat Benda . Berdasarkan hasil refleksi
pada pra siklus, maka peneliti sebagai model dan teman sejawat merencanakan
kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I.
b. Tindakan
Tindakan
ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan
memperhatikan kekurangan-kekurangan dari tindakan pra siklus dengan
perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I ini, yaitu melalui proses pembelajaran,
peneliti sebagai model berusaha mengubah konsepsi siswa tentang Benda dan sesuai
dengan konsepsi ilmiah, dan pelaksanaannya menggunakan metode demonstrasi yang
dilakukan peneliti sebagai model dan siswa dalam proses pembelajaran.
Pada
pelaksanaan tindakan I ini, sebelum pelajaran dimulai siswa berdo’a
bersama-sama. Pertama‑tama peneliti
memberitahukan kepada
siswa tentang materi yang akan di ajarkan, kemudian
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa ”kenapa es krim bisa meleleh
ketika terkena panas matahari?” dari jawaban siswa peneliti melanjutkan dengan
materi yang akan diajarkan.
Sebagai langkah awal peneliti menyiapkan alat dan bahan berupa kertas,
korek api, es batu, lilin dan sayuran kemudian peneliti melakukan demonstrasi.
Selanjutnya peneliti memberikan
tugas kepada siswa untuk mengamati demonstrasi tersebut.
Peneliti membimbing siswa dalam
mengambil kesimpulan untuk menemukan konsep sendiri, dan siswa menjawab
soal-soal post-tes setelah pembelajaran berakhir.
c. Observasi
Hasil pengamatan selama proses belajar mengajar
berlangsung adalah selama proses belajar mengajar berlangsung, pembelajaran
diberikan lebih menarik dikarenakan menggunakan demontrasi dalam pembelajaran.
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar sudah tampak, tetapi belum optimal, sehingga keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar sudah tampak tetapi belum optimal juga.
Metode yang digunakan lebih bervariasi, sehingga aktivitas
anak lebih baik meskipun masih ada sebagian siswa yang tidak terlihat aktif
secara penuh. Hasil belajar siswa ada peningkatan meskipun belum memuaskan.
Berdasarkan
hasil observasi siklus I terlihat aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah ada
peningkatan, tetapi kerjasama dan komunikasi siswa masih belum maksimal. Jika
diprosentasekan siswa yang aktif dalam belajar 61,25% dan siswa yang tidak
aktif 38,75% itu membuktikan aktivitas siswa dalam pembelajaran ada
peningkatan, akan tetapi belum optimal.
Pada tes akhir pembelajaran siklus I ini
terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas III sebanyak 20 orang dalam pembelajaran
sudah mulai terlihat ada kemajuan dan peningkatan itu terlihat dari nilai
rata-rata sebesar 5,15 pada pra siklus menjadi 5,45 pada pembelajaran siklus I.
Untuk siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu nilai 7 hanya 4 siswa atau
20% dari jumlah siswa sebanyak 20 orang, dan nilai terendah yaitu nilai 4
berjumlah 4 siswa atau 20%, dan sisanya yaitu siswa yang mendapatkan nilai 5
sebanyak 35% dan nilai 6 sebanyak 25%. Analisis tersebut membuktikan hasil belajar
siswa ada peningkatan tetapi belum optimal.
d. Refleksi
Hasil pemantauan pada siklus I kemudian dianalisis
terhadap hal-hal yang masih perlu diadakan perbaikan dan penyempurnaan yaitu selama
kegiatan belajar mengajar, metode dan alat peraga yang digunakan sesuai dengan
materi tetapi siswa msih pasif karena dalam pembelajaran hanya guru saja yang
melakukan demonstrasi tapi siswa tidak di libatkan.
Pada
kegiatan akhir pembelajaran peneliti sebagai model belum melakukan generalisaasi dari
pokok-pokok materi yang diberikan. Hasil belajar siswa menunjukan kemajuan
dibandingkan dengan pra siklus.
3. Siklus II
a. Rencana
Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka untuk
mengatasi kekurangan dan kelemahan, yaitu dengan merencanakan kegiatan siklus
II sebagai upaya untuk meningkatkan konsepsi siswa pada pembelajaran tentang
konsep Perubahan Sifat Benda di kelas III
b. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi dari rencana pembelajaran
yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dari tindakan
siklus I yang telah dilaksanakan. Pada
tindakan ini, yaitu meningkatkan konsepsi siswa tentang Perubahan Sifat Benda sesuai
dengan konsep ilmiah dan pelaksanaan pendekatan pemahaman dengan menggunakan metode
demonstrasi sebagai upaya upaya untuk meningkatkan konsepsinya sendiri.
Pada pelaksanaan tindakan II ini, sebelum pelajaran
dimulai siswa berdo’a bersama-sama seperti biasanya. Pertama‑tama peneliti memberitahukan kepada siswa tentang
materi yang akan di ajarkan, kemudian melakukan apersepsi dengan cara bertanya
kepada siswa ”apakah benda cair bisa menjadi benda padat ?’ dari jawaban siswa
selanjutnya peneliti melanjutkan dengan materi yang akan diajarkan.
Sebagai
langkah awal peneliti menyiapkan alat dan bahan kertas, korek api, es batu,
lilin dan sayuran sebagai bahan demonstrasi untuk mengetahui perubahan sifat
benda, kemudian peneliti membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk
melakukan demonstrasi bersama teman kelompoknya. Dalam kegiatan demonstrsi
tersebut peneliti juga menyiapkan lembar pengamatan yang diperlukan sesuai
dengan materi pembelajaran.
Selanjutnya peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam
melakukan demonstrasi tentang perubahan benda dan sifatnya. Siswa mendengarkan
penjelasan guru dengan seksama, Kemudian siswa mengadakan demonstrasi bersama
teman kelompoknya untuk mengetahui dan mengidentifikasi perubahan sifat benda
dan mencatatnya dalam buku tugas masing-masing.
Peneliti mengamati dan membimbing setiap kelompok
dalam melakukan demonstrasi dalam kelompoknya dan memancing siswa berdiskusi
berdasarkan eksperimen yang dilakukan. Siswa melakukan Tanya jawab di dalam
kelompoknya tentang perubahan benda dan sifatnya berdasarkan petunjuk yang
telah dijelaskan.
Peneliti membimbing setiap kelompok untuk membuat
kesimpulan hasil demonstrasi tersebut. Setelah itu setiap kelompok melaporkan
hasil kerja kelompoknya tersebut di depan kelas secara bergiliran.
Peneliti menunjuk kelompok yang terbaik untuk
mendemonstrasikan perubahan benda dan sifatnya di depan kelas.
Peneliti membimbing siswa dalam mengambil kesimpulan untuk menemukan
konsep sendiri, peneliti menyuruh siswa menyebutkan kegunaan benda dalam
kehidupan sehari-hari dan siswapun menyebutkannya secara bergiliran
Pada kegiatan akhir siswa menjawab soal-soal post-tes
yang telah disediakan peneliti.
c. Observasi
Setelah dilakukan observasi dari tugas sasaran atau
tujuan penelitian telah tercapai, dengan dilaksanakannya proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi, maka konsepsi siswa yang
konsisten dengan konsep ilmiah mengalami perubahan sekalipun belum optimal.
Proses pembelajaran yang dilakukan semakin lancar dan
antusias siswa sangat baik, hal ini karena peneliti sebagai model mengajar
dengan menggunakan metode demonstrasi secara optimal. Strategi pembelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar lebih bervariasi, dan aktivitas
siswa dalam melakukan demonstrasi terlihat semakin meningkat.
Pengadaan dan penggunaan alat peraga sudah disiapkan secara terencana sesuai
dengan tujuan pembelajaran, dalam proses belajar mengajar siswa berani dalam
berekspresi menjalankan demonstrasi dengan baik. Pada kegiatan akhir proses
belajar mengajar peneliti sebagai model melaksanakan generalisasi dari materi
yang di ajarkan. Hasil belajar siswa ada peningkatan dibanding dengan siklus
II, menunjukan kemajuan dari siklus sebelumnya.
Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran siklus II terlihat bahwa aktivitas belajar dan
semangat siswa dan juga interaksi siswa didalam kelompok sudah menunjukan
peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran
yaitu 95% siswa aktif dalam
belajar dan 5% siswa yang tidak aktif dalam belajar pada kegiatan pembelajaran
siklus II ini. Hal itu membuktikan bahwa aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran siklus II ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan
dengan siklus sebelumnya
Pada tes akhir pembelajaran siklus II juga
terlihat hasil belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya dengan nilai
rata-rata sebesar 8,35, dan nilai terendah pada pembelajaran siklus II ini
yaitu nilai 6 ada 2 siswa atau 10% dan
nilai tertinggi yaitu nilai 8,7 sebanyak 15 siswa atau 75% dari jumlah siswa kelas
II yaitu 20 orang. Hasil belajar siswa
pada siklus ini menunjukan peningkatan yang signifikan sebesar 75% dibandingkan
hasil belajar pada siklus sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil pemantauan pada siklus II kemudian dianalisis
terhadap hal-hal yang masih perlu di adakan perbaikan dan penyempurnaan , selama
kegiatan belajar mengajar metode dan alat peraga yang digunakan sesuai dengan
materi. Pengorganisiran siswa oleh peneliti sudah bisa dikatakan optimal
terlihat dari ketertiban siswa dalam melakukan demonstrasi. Sehingga
menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kelihatan lebih kondusif.
Pada
kegiatan akhir pembelajaran peneliti melakukan generalisaasi dari pokok-pokok
materi yang diberikan pada saat sudah kembali ke kelas dan siswa memberi
perhatian secara penuh. Hasil belajar siswa menunjukan kemajuan yang signifikan
dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pemantauan diatas kemudian dianalisis secara
umum untuk melihat seberapa jauh perubahan atau peningkatan konsepsi siswa yang
diperoleh dari kegiatan tindakan kelas tentang konsep Perubahan Sifat Benda dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Pada kegiatan pra siklus siswa kurang aktif dalam
belajar dan hasil belajar siswa rendah dengan nilai rata-rata 5,15, itu
dikarenakan materi pembelajaran ketika KBM berlangsung diberikan secara kaku
hanya mengikuti apa yang ada pada buku paket. Penggunaan peraga sebagai alat
bantu belum tampak dan metode yang digunakan tidak bervariasi.
Dari hasil temuan di atas peneliti memperbaiki
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hasil pembelajaran terlihat
adanya peningkatan aktivitas siswa dan juga hasil belajar siswa di setiap
siklusnya. Pada kegiatan siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 5,45, dan
siklus II 8,35. Terjadi perubahan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
signifikan dari setiap siklusnya dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan metode demonstrasi sehingga membuat siswa antusias dan
semangat dalam belajar.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam
keseharian hendaknya menggunakan alat bantu atau sarana pembelajaran sebagai
alat bantu dalam mengajar. Dalam menggunakan strategi dan metode lebih
bervariasi, dan dengan melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam melakukan
percobaan baik dalam kelompok maupun secara individu.
Adapun
rangkaian hasil selama pelaksanaan
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dilihat pada tabel dan grafik
berikut:
Tabel 1 : Rekapitulasi
Hasil Test Siswa Kelas III Pada
Pembelajaran IPA Konsep Perubahan Sifat
Benda Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi
NO
|
NAMA SISWA
|
NILAI
|
||
Pra Siklus
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
1
|
Siti Mulyanti
|
4
|
4
|
6
|
2
|
Sapriah
|
5
|
6
|
8.7
|
3
|
Dini Sa'baniati
|
5
|
6
|
8.7
|
4
|
Mas'amatul Faujiah
|
5
|
6
|
8.7
|
5
|
Nurhidayati
|
4
|
4
|
8.7
|
6
|
Suhaila Amatul Hasnah
|
5
|
5
|
8.7
|
7
|
Sinawati
|
6
|
5
|
8.3
|
8
|
Melniwati
|
4
|
4
|
8.7
|
9
|
Anisa Singsih
|
4
|
5
|
8.3
|
10
|
Samsul Ma'ruf
|
6
|
6
|
8.7
|
11
|
Tiara Agis Hendarti
|
6
|
6
|
8
|
12
|
Santi Fatimah
|
4
|
5
|
8.7
|
13
|
Obi Hikmatullah
|
7
|
7
|
8.7
|
14
|
Ahmad Dava Muta'ali
|
5
|
5
|
8.7
|
15
|
Ahmad Davi Mutawali
|
4
|
5
|
8.7
|
16
|
M.Aulia Nanda Saputra
|
7
|
7
|
8.7
|
17
|
Muzzaki Ulwan
|
7
|
7
|
8.7
|
18
|
Saskia Fitriani
|
4
|
5
|
8.7
|
19
|
Masayu Awaliyah
|
4
|
4
|
6
|
20
|
Dani Riyuga
|
7
|
7
|
8.7
|
Jumlah
|
103
|
109
|
167.1
|
|
Rata-rata
|
5,15
|
5,45
|
8.35
|
Berdasarkan tabel di atas terlihat hasil
belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya, pada pra siklus nilai rata-rata
siswa 5,15, hal itu dikarenakan masih banyak siswa yang nilainya rendah dan
hasil belajar siswa belum optimal. Setelah di adakan perbaikan pada setiap
siklus hasil belajar siswa meningkat, hal itu terlihat pada siklus I 5,45 nilai
siswa ada peningkatan tapi belum optimal, dan siklus II 8,35 pembelajaran
siklsus II ini membuktikan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya peningkatan
hasil belajar siswa dapat dilihat dari grafik dibawah ini.
Grafik 4.2 : Grafik Rekapitulasi Hasil Tes
Siswa Kelas III Pada Pembelajaran IPA Konsep Perubahan Sifat Benda
Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi
|
Grafik di atas menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada
setiap siklusnya. Hal itu dibuktikan pada pra siklus nilai rata-rata siswa 5,15 hasil belajar siswa belum
optimal, Siklus I 5,45 nilai siswa ada peningkatan tapi belum optimal, dan
siklus II 8,35 pembelajaran siklsus II ini membuktikan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan siklus sebelumnya. Hal itu
terjadi karena metode demonstrasi di gunakan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa melakukan suatu proses, baik secara sendiri maupun kelompok.
Melalui metode ini dapat di kembangkan keterampilan siswa selama kegiatan
belajar berlangsung. (Depdikbud,1995 : 109)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran IPA konsep
perubahan sifat benda di kelas III dengan
menggunakan Metode demonstrasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Metode
demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas
III dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal
ini dibuktikan diperoleh data pada aspek prilaku siswa pada siklus I dan siklus II, Pada siklus I diperoleh data
sebesar 61,25%, itu menunjukan aktivitas belajar siswa masih rendah dan pada
siklus II sebesar 95%, itu membuktikan pembelajan siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan dari siklus sebelumnya. Dan hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA
konsep perubahan benda dan sifatnya. Hal ini dibuktikan diperoleh data pada
aspek prilaku siswa pada siklus I dan
siklus II, berdasarkan hasil penelitian diperoleh data hasil belajar pada pra siklus nilai rata-rata siswa 5,15 hasil belajar siswa belum
optimal, Siklus I 5,45 nilai siswa ada peningkatan tapi belum optimal, dan
siklus II 8,35 pembelajaran siklsus II ini membuktikan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan siklus sebelumnya.
|
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Metode demonstrasi, maka
peneliti dapat merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Untuk Guru
Hendaknya guru menggunakan Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA , untuk meningkatkan kemampuan guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan menjadikan acuan untuk menajdi guru yang prosesional, dan juga
hendaknya dalam setiap materi disertakan alat peraga agar tidak terjadi
verbalisme.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah dapat
menjadikan penggunaan Metode demonstrasi sebagai bahan pembinaan profesional bagi guru-guru dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA
di kelas.
3.
Untuk Pengawas
Salah satu tugas pengawas adalah memberikan pengarahan kepada guru-guru
dalam kegiatan pembelajaran, maka untuk itu dalam mengarahkan para guru dalam
satu gugus tersebut untuk mencoba menerapkan metode edan pendekatan yang
bervariasi dalam kegiatan pembelajaran IPA
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran, karena hal ini telah berhasil seperti yang telah
dilakukan oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006, Kurikukum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: CV. Timur Putra Mandiri
Djamarah, S.B. dan
Zain Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kuraesin, E. (2004). Belajar IPA Untuk Siswa SD. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa
Mikarsa, H. Tafik, A. dan Priyanti, P.J. (2002). Pendidikan Anak SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Rukmana, A dan
Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas.
Bandung: UPI PRESS
Sa’adah, S. (2009). IPA Kelas III . Solo : Indonesia Jaya
Sudrajat, A. (2009).
Umpan Balik Yang Efektif Bagi Siswa.
[Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/10/12/umpan-balik-yang-efektif-bagi-siswa/
Wardani I. G. A. K.
Dr. Prof, Siti Julaeha, MA, Ngadi Marsinah, M.Pd.(2005).Penetapan Kemampuan Profesional ( Panduan ).Jakarta : Universitas
Terbuka
Wardani I. G. A. K.
Dr.Wihardit Kuswaya Drs.Med, Noehi Nasution Drs. MA.(2004).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas Terbuka
Winataputra Udin S.
(2003). Materi Pokok Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
|
mantapppppp
ReplyDeletemakasih infonya
ReplyDelete