Metode Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar
teman-teman saya akan berbagi sedikit ilmu tentang metode pembalajran bahasa indonesia SD. semoga bermanfaat khususnya bagi guru SD dan umumnyab bagi semua guru.
A. BERBICARA
Kegiatan berbicara adalah
kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan kita
sebagai manusia. Sehingga sejak dini melalui mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa dilatih untuk belajar bicara. Tujuan dari belajar
berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan
bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai
dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan
berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan pendapat akan
tersampaikan. Apabila isi dari pembicaraan seseorang mendapat tanggapan
yang baik dari si penyimak maka akan menciptakan efek kepercayaan diri
yang lebih dari si pembicara untuk selanjutnya berkreasi menyampaikan
gagasan lainnya. Melalui penyampaian gagasan akan berdampak pada daya
imajinasi siswa dalam mengolah pikirannya sehingga akan meningkatkan
daya pikir dan logika. Tak ayal lagi hanya melalui melatih siswa dalam
berbicara mereka akan berkreasi tanpa batas menghasilkan manusia-manusia
unggul dan berhasil kelak dikemudian hari.
1. BAHAN PEMBELAJARAN BERBICARA
Sebagai pendukung upaya guru
dalam membelajarkan pembelajaran berbicara beberapa bahan pelajaran yang
digunakan disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Kesesuaian itu diperlukan karna antara media/bahan pembelajaran dengan
metode saling terkait. Bahan pembelajaran tersedia apbila tidak didukung
oleh metode yang tepat maka pembelajaran menjadi tidak bermakna.
Demikian pula jika metode pembelajaran dengan prosedur yang teratur dan
baik tetapi tidak dilengkapi dengan media ataau bahan ajar yang baik
maka proses pembelajaran menjadi tidak baik pula.
Beberapa bahan atau media yang layak dipertimbangkan dalam membelajarkan berbicara kepada siswa SD adalah :
- Media bacaan sederhana baik
fiksi maupun non fiksi yang dibaca habis oleh siswa yang diramu dengan
metode tanya jawab diskusi dan bermain peran
- Media audio visual yang
disajikan oleh guru yang diramu dengan metode diskusi, tanya jawab dan
bermain peran. Melalui tema yang disajikan pada media tersebut guru
memancing siswa agar dapat berbicara.
- Cerita rekaan guru berdasarkan
kejadian yang bersifat fiktif ataupun fakta, yang diakhiri dengan
kegiatan diskusi yang memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
berpendapat dan setiap pendapat adalah baik dan mendapat reward dari
guru.
- Bahan dibawa sendiri oleh
siswa melalui metode penugasan dimana siswa ditugaskan untuk
menceritakan pengalamannya sendiri berdasarkan suatu tema yang
selanjutnya disajikan oleh siswa dalam bentuk tulisan untuk mempermudah
guru dalam mengevaluasi. Dengan kegiatan ini akan didapatkan manfaat
berganda selain siswa dibelajarkan tentang berbicara selebihnya mereka
akan mendapat pembelajaran menulis pula.
- Kegiatan membahas puisi yang
disajikan oleh siswa untuk kemudian di paraprase. Kegiatan diskusi dapat
mengikutinya sehingga terjadi interaksi lebih baik antara siswa dan
guru.
2. METODE PEMBELAJARAN BERBICARA
Senada dengan pembahasan di atas
bahwa tanpa metode yang tepat maka bahan pembelajaran dalam kaitannya
dengan pembelajaran bahasa menjadi tidak berarti. Maka berikut akan
diuraiakan beberapa metode pembelajaran yang layak dipertimbangkan dalam
kegiatan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
a. Metode Ulang Ucap
Kegiatan ini dapat dimulai dari
kegiatan sederhan terutama untuk kelas awal SD yaitu dengan menugaskan
siswa mengulang kata yang diucapakan oleh guru.
b. Metode Lihat Ucap
Siswa ditugaskan untuk mengucapkan sesuatu kata atau kalimat yang berhubungan dengan benda yang diperlihatkan oleh guru
c. Metode Memberikan Deskripsi
Dengan metode ini siswa
diberikan tugas untuk untuk mendeskripsikan suatu benda yang
diperlihatkan oleh guru. Keterampilan yang dilatih selain kemampuan
pokok yaitu mengungkapkan pendapat adalah megamati benda, memilih dan
mencocokkan sehingga sangat cocok diterapkan pada siswa kelas awal
sampai menengah di Sekolah Dasar.
d. Metode Menjawab Pertanyaan
Metode ini sudah sangat umum
sehingga dapat diterapkan pada kondisi dan jenis sembarang bahan ajar.
Pertanyaan dapat dikondisikan sedemian rupa oleh guru untuk merangsang
kreatifitas berfikir dan menyampaikan tanggapan terhadap suatu masalah
yang diajukan.
e. Metode Bertannya
Metode bertanya juga sangat
layak digunaka pada sembarang bahan ajar. Dengan menyajikan bahan ajar
telebih dahulu kemudian siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan
tentang sesuatu yang tidak dipahami oleh siswa atau bahkan dalam tataran
menguji materi ajar itu sendiri. Dengan bertanya mereka akan mendapat
jawaban dan tanggapan tersebut. Tanggapan dan jawaban tersebut yang
diterima oleh siswa akan masuk dalam suatu kondisi benar dan tidak.
Apabila siswa memang dasarnya adalah murni bertanya maka setelah
mendengarkan jawaban/tanggapan dan menganalisanya akan menanggapi benar
atau salah. Dan apabila siswa bermaksud menguji sudah barang tentu
mereka sudah memiliki jawaban dan hal itu adalah proses berfikir yang
selangkah lebbih maju. Sehingga siswa ini tergolong memiliki kecerdasan
lebih dan layak mendapatkan penghargaaan yang lebih pula.
Kondisi-kondisi unik lainnya dapat ditemui secara langsung dilapangan
dengan tingkat variasi dan kompleksitas yang lebih tinggi.
f. Metode Pertanyaan Menggali
Metode ini sangat baik digunakan
jika kondisi siswa yang stagnan dan dengan rata-rata tingkat pemahaman
bahkan IQ biasa-biasa saja. Karna untuk mengantarkan mereka kepada suatu
pemahaman yang menjadi tujuan pembelajaran diperlukan langkah-langkah
yang menggiring siswa sehingga sampai pada suatu keadaan paham kepada
tema atau permasalahan yang ingin kita sampaikan. Terkadang usaha ini
agak sulit dan membuat kita jengkel karna harus berputar-putar mencari
pengandaian dan logika lain, akan tetapi disinilah letak seni kita
sebagai guru.Akhirnya siswa akan dapat berbicara untuk menyampaikan
gagasan, ide dan pendapat mereka.
g. Metode Melanjutkan
Pada kegiatan ini siswa secara
bergilir ditugaskan untuk membuat ide cerita dan siswa yang lainnya
melanjutkan cerita tersebut. Dalam keadaan tertentu dapat dikondisikan
suatu bentuk permainan dalam kegiatan ini.
h. Metode Menceritakan Kembali
Kegiatan ini sudah sangat umum
dilaksanakan terutama dalam pembelajaran yang menggunakan bahan ajar
certai baik fiksi maupun non fiksi. Dimana siswa ditugaskan untuk
membaca atau mendengar cerita untuk kemudian menceritakan kembali isi
cerita tersebut secara lisan di depan teman-teman mereka yang berperan
sebagai audien. Dengan kegiatan ini maka siswa akan tertantang untuk
berlomba memahami cerita yang sudah pernah mereka dengar atau basa.
i. Metode Percakapan atau Bermain Peran
Kegiatan ini sangat baik
dilaksanakan untuk pemahaman tingkat lanjut tentang suatu cerita dimana
dengan memerankan siswa akan lebih memahami bukan hanya kepada alur
cerita akan tetapi akan lebiih kepada penjiwaan karakter masing masing
tokoh. Dalam keadaan ini pemahaman siswa terhadap cerita akan utuh karna
dengan berbicara mengucapkan naskah cerita atau drama mereka akan
sangat menghayati setiap adegan dan untaian kata percakapan yang
diucapkan.
j. Metode Parafrase
Metode ini dapat dilaksanakan
dalam kegiatan belajar menggunakan bahan ajar puisi yang selanjutnya
dirubah menjadi prossa yang kemudian siswa ditugaskan menceritakan
secara lisan hasil paraprase tersebut.
k. Metode Reka Cerita Gambar
Metode ini sangat kreatif dan
layak untuk dicoba karna dengan menyajikan gambar acak siswa akan mereka
kembali dengan susunan yang benar urutan gambar tersebut. Dalam
kegiatan tersebut dengan sudah sangat pasti mereka akan berbicara
setelah guru bertanya, “Anak anak, Bagaimanakah susunan yang benar dai
gambar tersebut ?” .
l. Metode Memberi Petunjuk
Metode ini layak juga untuk
dicoba terutama untuk mempelajari bahan ajar tentang denah, petunjuk
penggunaan obat dan alat tertentu. Dengan penugasan untuk menyampaikan
hal tersebut siswa akan tertantang untuk berbicara dan menyampaikan
penjelasan berdasarkan ide dan pendapat masing-massing melalui bahasa
sederhana dan sesederhanapun penyampaian layak mendapat penghargaaan.
m. Metode Pelaporan
Melalui pengamatan terhadap
obyek pada kegiatan tertentu siswa kemudian melaporkan hasil pengamatan
dengan penyampaian lisan yang didahului oleh konsep tulisan. Dalam hal
ini terjadi proses mirip dengan proses pada metode identifikasi akan
tetapi memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi. Sehingga
sesederhana apapun penyampaian siswa layak dihargai karna sebagai awal
mula yang baik untuk proses penelitian dan pelaporan dalam kegiatan
ilmiah yang sangat mendukung proses meningkatkan kreatifitas siswa.
n. Metode Wawancara
Kegiatan ini adalah kegiatan
tingkat tinggi dari bertanya hingga menganalisa jawaban audien kemudian
mengajukan pertanyaan berikutnya yang diikuti oleh proses pelaporan
layaknya seorang wartawan. Proses berbicara dari nkegiatan ini adalah
awal dari membentuk pribadi yang kritis dan santun .
o. Metode Diskusi
Kegiatan ini adalah proses
interaksi tingkat tertinggi yang merangsang daya fikir, logika, kritis
dan santun. Dalam kegiatan ini sejelek apapun pendapat, sanggahan dan
klarifikasi siswa adalah hal yang maha baik dalam memulai suatu sikap
peka terhadap lingkungan dan isu-isu tertentu dalam mencari jalan
keluar. Dimana sudah barang tentu merupakan kreatifitas yang sangat
layak mendapat penghargaan.
p. Metode Bertelpon
Seiring dengan teknologi
informasi yang kian maju maka keterampilan bertelpon sangat penting
dalam membentuk sikap cepat, efektif dan sopan dalam berkomunikasi.
Karna berbicara melalaui telpon tanpa hadirnya lawan bicara secara
langsung memerlukan tingkat kepekaan yang tinggi dalam tata cara
pergaulan sehari-hari dalam kegiatan bertelpon
q. Metode Dramatisasi
Metode ini adalah kelanjutan
dari kegiatan bermain peran yang dilengkapi dengan tema, seting,
perwatakan, seting dan naskah drama yang ditampilkan secara utuh.
Kegiatan ini penuh dengan kegiatan berbicara sesuai dengantuntunan
naskah yang runtut.
0 Response to "Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia SD"
Post a Comment