Selamat Datang di Blog Juprani, S.Pd jangan lupa tinggalkan komentarnya semoga bermanfaat terima kasih... dan bagi yang butuh PTK dll silahkan hub saya

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk mencapai suatu negara dan bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut agar tercapainya kualitas dari suatu bangsa dan negara.
Di Indonesia sendiri, pendidikan mengalami berbagai macam perubahan yang dapat dilihat dari kurikulum yang argumentasinya lebih kepada kurikulum tersebut perlu diganti karena tidak sesuai dengan zaman atau era yang sedang terjadi sehingga diperlukan suatu pembaharuan. Selain itu, Pendidikan di era-modern di tuntut dengan suatu hal yang baru, hal ini di karenakan dalam pengajaran suatu pembelajaran di suatu sekolah secara khusus berbeda-beda tergantung dari materi, media dan metode yang digunakan. Pengajaran yang konvensional saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya pada pendidikan sekolah dasar.
Melihat kondisi tersebut khususnya pendidikan di indonesia yang mengalami perubahan serta untuk dapat menarik perhatian siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa indonesia maka diperlukan suatu model yang pas atau sesuai dengan materi atau topik yang sedang di bahas agar dapat menjadi suatu konsen bagi siswa di sekolah dasar. Tentu saja peran penting sebagai ujung tombak yang mengarahkan siswa untuk dapat mencapai pendidikan adalah guru. Guru diharapkan atau diwajibkan untuk bisa menggunakan model pembelajaran dalam berbahasa indonesia dan sastra di sekolah dasar.
Melihat hal ini, maka kami tertarik untuk menyusun makalah dengan memperhatikan permasalahan tersebut maka judulnya makalah ini adalah “ Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Satra Indonesia di Sekolah Dasar”. Dalam makalah ini, kami akan mendsekripsikan serta memperhatikan model yang bagaimana implementasikan di sekolah dasar yang haru di kuasai oleh guru atau calon-calon perubahan agar dapat menjadi bekal bagi mereka kedepannya.
B.       Masalah dan Sub Masalah
Dengan memperhatiakan latarbelakang tersebut, maka dirumuskanlah masalah makalah ini, yaitu: Bagaimana Model-model pembelajaran bahasa dan satra Indonesia di Sekolah Dasar ?
Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka di susunlah sub-sub masalah sebagai berikut:
1.         Apa yang di maksud dengan model ?
2.         Apa saja model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD ?
3.         Bagaimana aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di SD ?
C.      Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini adalah mendeskripsikan Model-model pembelajaran bahasa dan satra Indonesia di Sekolah Dasar. Adapun secara khususnya adalah sebagai berikut:
1.      Mendsekripsikan model.
2.      Mendeskripsikan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
3.      Mendeskripsikan aplikasi model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dengan materi di SD.
D.      Manfaat Penulisan
Penulis berharap secara teoritis, makalah ini dapat menambah wawasan keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu (pendidik) khususnya berkaitan dengan dunia pendidikan terutama pada model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD.
Praktisnya, bagi penulis makalah ini bermanfaat sebagai ajang untuk melatih daya nalar dan mengasah intelektualitas. Makalah ini sebagai bukti dari tugas matakuliah Pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD. Selanjutnya, hasil makalah ini diharapkan nantinya dapat mendorong adanya suatu kajian-kajian lain yang sejenis dan lebih kreatif serta mampu mengembangkan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.
E.       Sistematika Penulisan
Model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia memuat beberapa hal dengan materi pada matapelajaran di sekolah dasar. Model ini juga menyangkut apa dan bagaimana mengembangkan model tersebut. Sistematikan model-model pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SD adalah sebagai berikut:
Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, masalah dan sub masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II, Berisikan penjelasan mengenai definisi model, apa saja model dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia dan bagaimana aplikasinya pada materi dalam matapelajaran bahasa indonesia di SD.
Bab III, Berisikan mengenai kesimpulan dari materi yang dibahas serta saran-saran kedepannya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Model Pembelajaran
Pemahaman model dapat dipahami dengan berbagai macam pengertian yang bermacam-macam. Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello yang dapat diartikan dari berbagai dimensi, jika dari kata benda maka model diartikan sebagai jenis atau contoh, sedangkan dari kata sifat dapat dipahami sebagai teladang atau di ambil sebagai contoh dan yang terakhir dari kata kerja dipahami sebagai membuat dengan contoh. Dengan kata lain, model secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indoneis (KBBI), model didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang tiruan. Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai suatu jenis contoh dari suatu pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Pada model pembelajaran menurut Zaini, model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tangguangjawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.
Menurut Sukmasari Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang melibatkan pola pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, siswa, sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyababkan terjadinya belajar pada siswa.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B.       Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD
1.      Model Pembelajaran Kooperatif
a.           Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di beberapa sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif atau kerja sama antara satu siswa dengan siswa lain. Kerja sama yang dibangun dalam model pembelajaran kooperatif adalah kerjasama  yang tersetruktur dan terencana dengan baik.
b.           Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen dan Penerapannya
1.        STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan secara verbal dan tertulis yang langkah-langkahnya sebagai berikut:
§   Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
§   Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota tim.
§   Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi yang telah diberikan.
§   Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
2.        Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara) pertama kali dikembangkan oleh Aronsos dkk adapun langkah-langkah pengembangannya sebagai berikut:
§   Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen
§   Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
§   Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji bagiannya. Bila berkumpul disebut kelompok pakar.
§   Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
§   Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang pernah di pelajari.
§   Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
3.        NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Implementasi di kelas pada NHT adalah sebagai berikut:
§  Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan di capai.
§  Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
§  Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok diberi nama atau nomor
§  Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok
§  Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu kelompok untuk menjawab
§  Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan penegasan akhir pembelajaran
§  Guru memberikan tes individu
2.      Model Pembelajaran Kontekstual
a.           Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
b.           Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
1.      Konstrukvisme
§   Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal.
§   Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2.      Inquiry
§   Siswa belajar berpikir kritis
§   Proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
3.      Questioning (Bertanya)
§   Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. 
§   Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry 
4.      Learning Community (Masyarakat Belajar)
§   Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar. 
§   Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. 
§   Tukar pengalaman. 
§   Berbagi ide 
5.      Modeling (Pemodelan) 
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. 
6.      Reflection ( Refleksi) 
Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
c.           Aplikasi di kelas dalam model pembelajaran kontekstual
1.      Memilih tema
2.      Menentukan konsep-konsep yang dipelajari
3.      Menentukan kegiatan –kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar
4.      Menentukan mata pelajaran terkait(dalam bentuk diagram)
5.      Mereviu kegiatan-kegiatan & mata pelajaran yang terkait
6.      Menentukan urutan kegiatan
7.      Menyiapkan tindak lanjut
3.         Model Pembelajaran Kuantum
a.         Pembelajaran Kuantum
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
b.        Komponen Model Pembelajaran Kuantum (Bermakna)
Pembelajaran quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
4.         Model Pembelajaran Tematik
a.         Pembelajaran Tematik
Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstualdengan dunia anak-anak.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu - Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran - Topik adalah bagian dari tema / sub tema.
b.      Komponen Pembelajaran Tematik
1.        Jaring Laba-Laba
Adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiao mata pelajaran diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilain setiap mata pelajaran masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu tema dapat dilakuan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan. Contohnya mata pelajaran IPS, MAT, BI dengan Tema Zat Cair.
2.        Terpadu
Adalah pembelajaran dari satu tema dengan tema lain.
3.        Keterhubungan
Adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan sub bab/bab yang satu dengan lainnya.
c.       Contoh Materi Model Tematik
Tema dengan materi pada BI, IPS dan IPA
Beberapa benda larut
 

Zat cair dapat dituang dari suatu wadah ke wadah yang lain
                                                                     
ZAT CAIR

Zat cair dapat digunakan untuk apa saja
Beberapa zat cair lebih kental dari pada yang lain
Zat cair membentuk suatu wadah
Zat Cair dikelompokan menurut ciri-ciri
 
5.     
 

5.      Model Pembelajaran PAIKEM
a.         Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
b.        Aplikasi PAIKEM pada siswa SD
1.        Standar Kompetensi
·           Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
·           Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan dengan  perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda, fungsi anggota tubuh dan deklamasi
·           Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
·           Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin
2.        Kompetensi Dasar
·           Melaksanakan sesuatu sesuai  dengan perintah atau petunjuk sederhana
·           Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
·           Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
·           Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
·           Mencontoh  huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar
3.        Indikator
·           Melaksanakan sesuai sesuai  dengan perintah atau petunjuk sederhana
·           Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita tentang keluarga
·           Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
·           Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
·           Mencontoh  huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar
4.        Tujuan
·           Siswa dapat Melaksanakan sesuai sesuai  dengan perintah atau petunjuk sederhana
·           Siswa dapat Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita tentang keluarga
·           Siswa dapat Memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun
·           Siswa dapat Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat
·           Siswa dapat Mencontoh  huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar
5.        Penerapan
·           Meminta semua siswa mengamati gambar Keluarga Adi Yang terdiri dari ayah, ibu, asih dan adi. Guru menceritakan makna gambar, dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama masing-masing siswa,
·           Guru membacakan teks tentang “keluargaku” dan semua siswa menirukan cara membaca dengan lafal yang tepat
·           Menugaskan beberapa siswa untuk membilang dan mengurutkan keluarga (dalam gambar) dan secara fisik mana yng paling besar, kemudian diurutkan dari yang paling kecil ke yang paling besar
·           Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama-nama guru dan siswa (ada yang namanya terdiri dari hanya satu kata, ada yang namanya terdiri dari dua kata)
·           Menugaskan semua siswa untuk menyebutkan data dirinya (nama, kelas, sekolah dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana
§   siapa nama panggilannya,
§   siapa nama panjang/lengkapnya
§   siapa nama ayahnya
§   dan ibunya
·           Semua siswa diminta mengamati  contoh huruf sambung dan contoh huruf lepas, serta cara penulisannya. suku kata, kata dan kalimat sederhana
·           Menugaskan semua siswa untuk menjiplak huruf dikaitkan dengan namanya sendiri dan atau nama guru atau temannya
·           Guru memberikan penjelasan cara menulis dan membaca yang baik  dan benar dan semua siswa untuk diminta mendengarkan serta memperhatikan.
·           Guru mengamati sikap dan perilaku siswa selama proses pembelajaran serta memberi nasihat agar siswa :
·           Rukun dengan temannya
·           Tidak boleh bertengkar
·           Saling menyayangi sesama teman
·           Mendengarkan kalau guru menjelaskan
·           Mengerjakan kalau guru menugaskan
6.      Model Pembelajaran Kolaborative
a.         Pembelajaran Kolaborative
Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini. Bila orang-orang yang berbeda dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelas, di kemudian hari mereka lebih dapat diharapkan untuk menjadi warganegara yang lebih baik bagi bangsa dan negaranya, bahkan bagi seluruh dunia. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi secara positif dengan orang-orang yang berbeda pola pikirnya, bukan hanya dalam skala lokal, melainkan juga dalam skala nasional bahkan mondial.
b.        Macam Pembelajaran Kolaboratif
Ada banyak macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan oleh para ahli maupun praktisi pendidikan, teristimewa oleh para ahli Student Team Learning pada John Hopkins University. Tetapi hanya sekitar sepuluh macam yang mendapatkan perhatian secara luas, yaitu:
1.        Learning Together. Dalam metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan siswa-siswa yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
2.        Teams-Games-Tournament (TGT). Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok.
3.        Group Investigation (GI). Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
4.        Academic-Constructive Controversy (AC). Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
5.        Jigsaw Proscedure (JP). Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
6.        Student Team Achievement Divisions (STAD). Para siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok.
7.        Complex Instruction (CI). Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para siswa yang sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
8.        Team Accelerated Instruction (TAI). Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
9.        Cooperative Learning Stuctures (CLS). Dalam pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tuteeTutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti peran.
10.    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari hasil deskripsi tersebut maka dapat diambil kesimpulan, bahwa model-model pembelajaran terdiri dari 6 model pembelajaran, yakni:
1.        Model Pembelajaran Kooperatif, dengan komponen pembelajaranya yakni STAD, Jigsaw dan NHT
2.        Model Pembelajaran Kontekstual , dengan komponen pembelajaranya yakni Konstrukvisme, Inquiry, Questioning (Bertanya), Learning Community (Masyarakat Belajar), Modeling (Pemodelan) dan Reflection ( Refleksi) 
3.        Model Pembelajaran Kuantum
4.        Model Pembelajaran Tematik, dengan komponen pembelajaranya adalah Jaring Laba-Laba, Terpadu dan Keterhubungan
5.        Model Pembelajaran PAIKEM
6.        Model Pembelajaran Kolaborative dengan komponen pembelajarnya adalah Learning Together, Teams-Games-Tournament, Group Investigation  Academic-Constructive Controversy  Jigsaw Proscedure  Student Team Achievement Divisions  Complex Instruction  Team Accelerated Instruction
Cooperative Learning Stuctures  Cooperative Integrated Reading and Composition.
B.            Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai alternative pembelajaran bahasa indonesia di SD dan pendidikan. Setelah makalah ini dilaksanakan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
Pendidikan di Indonesia bisa dikatakan jauh tertinggal dengan negara lain, namun tidak menutup kemungkinan untuk bangsa ini kembali bangkit dengan ikut berkerja secara maksimal dalam menerapkan model-model pembelajaran dalam konteks matapelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar. Khusus untuk guru-guru dan calon guru yang sedang memprofesionalisme di bangku perkuliahan di harapkan memperhatikan komponen-komponen model pembelajaran agar apa yang menjadi cita-cita bangsa indonesia yang tercermin pada UUD 1945 tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arina. 2012. Potret Model Sebenarnya (Online). Tersedia: http://shout.indonesianyouthconference.org/article/arina/2191-potret-model-sebenarnya/
Yusti. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif (Online). Tersedia: http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html
Padiya. 2012. Model Pembelajaran Kontekstual (Online). Tersedia: http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kontekstual.html
Hilda. 2012. Pembelajaran Tematik di Indonesia (Online). Tersedia: http://hildakarliuninus.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-tematik-di-indonesia.html
Tarmizi. 2012. Pembelajaran Model PAIKEM (Online). Tersedia: http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/.html


mudah-mudahan bermanfaat ya............................

0 Response to "MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD"

Post a Comment

Baca Juga

Buku Tamu


Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini