
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah upaya
yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala,
2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa
tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan
secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada pendidikan
formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak terencana
dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga (pendidikan
informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar lingkungan
keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk
penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu anak-anak
atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu
berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat kita, sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar pendidikan bisa berfungsi dan
mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-undang tersebut, maka
pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau dikelola dengan mengikuti ilmu
administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan
sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-unsurnya adalah perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 :
23).
|
1)
Perencana
(planner) yang harus mempersiapkan apa yang harus dilakukan di dalam
2)
proses
belajar-mengajar (pre-teaching problems).
3)
Pelaksana
(organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang,
4)
menggerakkan,
dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
rencana,
5)
bertindak
sebagai nara sumber (source person), konsultan kepemimpinan (leader),
yang
6)
bijaksana
dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses
berlangsung
7)
(during
teaching problems).
8)
Penilai
(evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan
akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat
keberhasilan belajar mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang
ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan prosesnya, maupun kualifikasi
produk (output)-nya.
Dalam menyoroti salah satu peran
guru dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai perencana pembelajaran, setiap
guru pada satuan pendidikan, termasuk guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) berkewajiban menyusun RPP yang lengkap dan
sistematis agar pembelajaran efektif dan bermutu. Pembelajaran yang berlangsung
secara efektif dan bermutu akan berimplikasi pada peningkatan mutu proses dan
hasil belajar peserta didik.
Guru-guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang telah menyusun RPP sesuai dengan kompetensi
dasar (KD) mata pelajaran tersebut. Namun masih ditemukan berbagai kekurangan
baik menyangkut persiapan sebelum penyusunan RPP, dalam penyusunan RPP, maupun
dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kekurangan itu antara lain :
1. Sebelum penyusunan RPP :
a.
Sebagian
besar guru tidak menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM mata pelajaran
Guru kelas tinggi dengan cermat.
b.
Sebagian
guru tidak membuat sendiri silabus mata pelajaran Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) .
2. Dalam Penyusunan RPP :
a.
Sebagian
besar guru kurang menjelaskan apa yang dilakukan siswa
selama berlangsungnya pembelajaran dalam rencana kegiatan pembelajarannya.
b.
Sebagian
besar guru tidak menjelaskan sumber belajar dengan rinci.
c.
Sebagian
besar guru tidak menjelaskan (1) bentuk instrumen evaluasi, (2) format
/ lembaran evaluasi atau butir soal (free test dan post test), (3) pedoman
penilaian, dan (4) kunci jawaban, dalam evaluasi proses dan hasil belajar
siswa.
d.
Sebagaian
besar guru tidak merencanakan tindak lanjut setelah selesai pembelajaran
e.
(pembelajaran
remedial, program pengayaan, layanan konseling atau tugas individu
/ kelompok) dalam kaitan antara KKM mata pelajaran Guru kelas tinggi dengan
nilai yang dicapai siswa.
3. Pelaksanaan pembelajaran :
Sebagian besar guru tidak berpedoman
sepenuhnya pada RPP dalam pelaksanan pembelajarannya. Semua itu terkait
dengan kondisi di lapangan bahwa : (a) masih terdapatnya guru Kelas Tinggi (
4,5,6 ) yang tidak berlatar belakang pendidikan
PGSD , (b) banyaknya guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) yang hanya kompeten dalam cabang mata
pelajaran tertentu tapi tidak untuk semua cabang mata pelajaran , (c) tidak semua guru Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) , terutama yang berstatus honorer, berkesempatan mengikuti
penataran atau diklat KTSP, (d) jarangnya kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang yang khusus membahas RPP pelajaran tersebut.
Kondisi yang demikian menjadikan
persepsi guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) mengenai RPP yang harus disusunnya sebelum
melaksanakan pembelajaran di kelas, studio atau tempat belajar lainnya menjadi
beragam dan kurang komprehensif. Misalnya masih terdapat guru yang belum
memahami komponen minimal RPP, apalagi mengenai RPP yang komponennya lengkap
dan sistematis. Kekurangan ini tentu saja akan menghambat upaya peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran Seni Budaya, karena RPP-nya tidak disusun
dengan baik. Padahal, keberhasilan sebuah kegiatan, lebih dari 50% ditentukan
oleh perencanaan yang baik, sehingga keberhasilan pembelajaran pun amat
ditentukan oleh RPP yang disusun guru.
Dengan memahami kondisi yang
demikian, maka dipandang perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan atau
kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP yang lengkap dan
sistematis.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang
telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.
Apakah
workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi
( 4,5,6 ) dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi
( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP?
( 4,5,6 ) dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi
( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP?
2.
Bagaimanakah
aktivitas guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP selama workshop penyusunan
RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi
( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
Rumusan masalah kedua diuraikan lagi
menjadi :
a.
Bagaimana
guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam
mempersiapkan penyusunan RPP selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kec. Cinangka Kab. Serang ?
b.
Bagaimana guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam melaksanakan proses penyusunan RPP selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG
Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kec. Cinangka Kab. Serang ?
c.
Kendala apa yang ditemukan guru Kelas Tinggi (
4,5,6 ) dalam proses penyusunan RPP yang
lengkap dan sistematis selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
C.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Sebelum menetukan tindakan
apa yang dianggap dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas tinggi dalam
menyusun RPP, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai teori
belajar dan pendidikan, kondisi keorganisasian guru (KKG ), baik melalui studi
pustaka, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya
diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik guru kelas tinggi dalam menyusun RPP.
Alternatif-alternatif tindakan tersebut antara lain :
1.
Melalui
supervisi akademik, dengan melakukan kunjungan kelas (class visit) ke setiap guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang .
2.
Melalui
workshop pada kegiatan KKG Guru kelas
tinggi per SMA Kecamatan Cinangka Kab. Serang .
3.
Melalui
workshop pada kegiatan KKG Kelas Tinggi
( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang
.
Betapapun intensif,
alternatif pertama dipandang akan memakan waktu, tenaga dan biaya, karena
berarti harus melakukan kunjungan ke 15 guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) , dengan
harus diawali dulu membuat kesepakatan jadwal kunjungan dengan mempertimbangkan
berbagai kegiatan sekolah tempat masing-masing guru bertugas.
Alternatif kedua betapapun lebih
ringan daripada alternatif pertama, namun tetap masih membutuhkan waktu, tenaga
dan biaya yang banyak.
Akhirnya pilihan jatuh ke
alternatif ketiga. Alternatif ini dipandang lebih efektif dan efisien karena
dilakukan satu atau dua kali pertemuan di sanggar KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang . Kegiatan yang
berupaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) melalui pemberdayaan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) kecamatan ini bias memungkinkan terjadinya
sharing pengetahuan yang menjangkau seluruh guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dengan lebih komprehensif, sehingga mereka
akan memiliki persepsi yang relatif sama mengenai RPP yang lengkap dan
sistematis untuk mata pelajaran yang mereka ampu.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.
1.
Pengaruh workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kec. Cinangka Kab. Serang dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP.
2.
Aktivitas guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang . Secara
spesifik tujuan kedua ini diuraikan lagi
untuk mengetahui :
a.
Persiapan
yang dilakukan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP selama workshop
penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) KKG gugus 3 Kecamatan
Cinangka
b.
Pelaksanaan
penyusunan RPP yang dilakukan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang .
c.
Kendala
yang ditemukan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam proses penyusunan RPP yang lengkap dan
sistematis selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Gugus 3 Kecamatan Cinangka Kab. Serang .
E. MANFAAT
HASIL PENELITIAN
1.
Manfaat
Teoritis
Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen (pengelolaan) pembelajaran Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) .
2.
Manfaat
Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga RPP yang mereka susun :
a.
Menjadi pedoman atau skenario pelaksanaan
proses pembelajaran yang bisa diikuti atau dilaksanakan siapa pun
pemerannya, seandainya guru yang menyusunnya sendiri berhalangan hadir saat pelaksanaan
pembelajaran.
b.
Memudahkan peserta didik dalam belajar dan
meningkatkan prestasi belajarnya.
c.
Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam
penyusunan RPP.
d.
Meningkatkan nilai kinerja sekolah dan nilai
akreditasi sekolah.
e.
Meningkatkan
kebersamaan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Secara umum, kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh suatu profesi dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 1 butir 10).
Berkaitan dengan
kompetensi profesi guru, Sagala mengemukakan sepuluh kompetensi dasar yang
harus dimiliki guru, yaitu :
(1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai
bahan pelajaran; (3) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (4)
kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;
(6) menilai hasil belajar siswa; (7) kemampuan mengenal dan menterjemahkan
kurikulum; (8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan; (9)
memahami prinsip-prinsip dan hasil pengajaran; (10) mengenal dan
menyelenggarakan administrasi pendidikan (Sagala, 2006 : 210).

|
Pedagogi adalah art of
teaching, seni atau strategi mengajar. Jadi kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Silabus merupakan penjabaran dari standar isi kurikulum, yang kemudian
dioperasionalkan dalam RPP. Jadi, RPP merupakan rencana pembelajaran yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran siswa untuk mencapai
satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru dalam satu atau lebih
pertemuan PBM di kelas atau tempat pembelajaran lainnya.
RPP bisa disusun dengan
komponen yang minimal, tapi lebih baik dengan komponen yang lengkap dan dengan
susunan yang sistematis sesuai urutan pelaksanaannya, karena pada hakikatnya
RPP merupakan skenario pembelajaran, sehingga siapa pun pemerannya bisa
melakukannya karena segalanya sudah ada pada skenario tersebut.
RPP dengan komponen minimal
hanya mencakup (1) Tujuan pembelajaran, (2) Materi ajar, (3) Metoda
pembelajaran, (4) Sumber belajar, dan (5) Evaluasi atau penilaian hasil belajar
(PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20). Sedangkan RPP
yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses) :
1.
Identitas
2.
Standar
Kompetensi (SK)
3.
Kompetensi
Dasar (KD)
4.
Alokasi
waktu 5. Indikator Ketercapaian
5.
Tujuan
Pembelajaran
6.
Materi
Pembelajaran
7.
Metode
Pembelajaran
8.
Kegiatan
Pembelajaran
9.
Sumber
Belajar
10.
Penilaian
Yang
penting untuk diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah :
1.
RPP harus dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar (KD) (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20)
, dan
2.
RPP
harus dibuat secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik (Permen Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses).
Contoh RPP Kelas Tinggi (
4,5,6 ) yang lengkap dan sistematis
dimuat pada Lampiran E.
C. WORKSHOP PADA KELOMPOK KERJA GUGUS (KKG )
1.
Pengertian
KKG
Kelompok Kerja Gugus (KKG ) merupakan forum / wadah kegiatan
profesional guru mata pelajaran/guru kelas yang berada pada gugus sekolah,
wilayah kecamatan atau kabupaten / kota ( Depdiknas, 2003
:3).
2.
Prinsip
Kerja KKG
a.
Merupakan
lembaga yang mandiri, tidak mempunyai struktur organisasi yang hierarkis,
birokratik dan saling bergantung, tetapi merupakan wadah berkumpulnya guru
mata pelajaran sejenis/guru kelas.
b.
Dinamikanya
berlangsung secara alamiah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
c.
Mempunyai
visi dan misi yang strategis yaitu untuk mengembangkan profesional guru,
mengembangkan wawasan dan pengetahuan, dan memberikan
pelayanan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.
d.
Inovatif
terhadap upaya pengembangan mutu pendidikan (Depdiknas,2003: 4).
3.
Peran
KKG
a.
Melaksanakan
pengembangan wawasan, pengetahuan dan kompetensi sehingga memiliki
dedikasi tinggi.
b.
Melakukan
refleksi diri ke arah pembentukan profil guru yang profesional
(Depdiknas, 2003 : 4).
4.
Fungsi
KKG dalam Konteks Manajemen Sekolah
a.
Sebagai
wahana komunikasi proesional para guru pelajaran yang sejenis.
b.
Memfasilitasi
pengembangan profesionalisme guru, membina KKG dan wadah pengembangan profesionalisme
lainnya.
c.
Sarana
pengembangan inisiatif dan inovasi dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran melalui berbagai cara seperti diskusi, seminar,
liokakarya, dsb.
d.
Mengembangkan
akreditasi guru (Depdiknas, 2003 : 5).
5.
Materi
Kegiatan KKG
Secara umum kegiatan KKG membahas antara lain (Depdiknas, 2003 : 3) :
a.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan perangkatnya termasuk pengembangan
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan bahan ajar.
b.
Pendidikan
berorientasi kecapakan hidup dan pola pelaksanaannya meliputi
kegiatan menyusun rencana pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life
skill) yang mencakup : metode dan strategi pembelajaran, jenis kecakapan
hidup yang dibekalkan, teaching and learning material atau lembar kerja
siswa (LKS), dan pengembangan
alat penilaian.
c.
Penilaian
hasil belajar siswa : ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah, dan persiapan
Ujian Nasional.
d.
Membahas
konsep-konsep inovasi pembelajaran, di antaranya quantum
learning contextual learning, multiple intelligences, cooperative
learning, collaborative learning, constructivism learning, problem solving
approach, dll.
e.
Membahas
media dan sumber belajar
f.
Membahas keorganisasian KKG (Depdiknas, 2003 : 6-7).
6.
Workshop pada Kegiatan KKG
Workshop mengandung dua pengertian,
yang pertama adalah tempat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan manual seperti
manufacturing dan reparasi. Sedangkan pengertian kedua menunjuk
pada sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk membuat proyek
kreatif, mendiskusikan suatu topik, mempelajari atau meneliti suatu bidang.
Dalam kegiatan KKG ,
workshop yang dilakukan lebih sering mengacu pada pengertian kedua dengan
bidang yang didiskusikan meliputi materi yang dijelaskan pada bagian 5 di atas.

METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan
suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat,
2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian
partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan
pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu
kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan
(3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis”
(Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari
pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari
jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu
tindakan perbaikan.
Masalah nyata yang ditemukan
di sekolah, khususnya pada guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang adalah belum optimalnya guru kelas tinggi dalam
menyusun RPP.
Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu
siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan
(4) refleksi.
1.
Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah
atau kondisi yang menuntut diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan
yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, menentukan siapa (subyek
penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat
pelaksanaan.
2.
Pelaksanaan
(Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui
intervensi skala kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti.
3.
Observasi
(Observation)
Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan
(mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang
mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.
4.
Refleksi
(Reflection)
|
Hasil
dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang
terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini
terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan
masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan
melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau
pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan
seterusnya, dan “ . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap
proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil” (Sudjana, 2009
: 8). Jika digambarkan, siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :
klik disini
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah
guru-guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) segugus
3 kecamatan Cinangka Kab. Serang , yang jumlahnya 15 guru.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
penelitian ini adalah RPP guru kelas tinggi yaitu kelas 4,5 dan 6 yang disusun
guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang selama workshop
pada kegiatan KKG guru kelas tinggi Kecamatan
Cinangka Kab. Serang .
2.
Workshop
Yang dimaksud workshop dalam penelitian ini adalah kegiatan
yang dilakukan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) untuk bersama-sama menyusun RPP Kelas Tinggi (
4,5,6 ) di dalam wadah KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang .
D. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi berupa
rubrik, yang terdiri dari :
1.
Rubrik
Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
2.
Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada
Kegiatan KKG Guru Kelas tinggi SD Kecamatan
Cinangka Kab. Serang,
3.
Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada
Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 )
Kecamatan Cinangka Kab. Serang,
4.
Pedoman
Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala yang Ditemukan Guru kelas selama
Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang.
Rubrik ini diisi oleh
peneliti melalui pangamatan sebelum, pada saat, dan sesudah proses penyusunan
RPP. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
Observasi
adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam
observasi ini peneliti menggunakan (1) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), (2) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , dan (3)
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang . Ketiga rubrik
(lembar observasi) ini diformat untuk didisi dengan membubuhkan tanda centang
(√) pada kolom nilai 1-4 pada aspek yang dinilai. Tujuan utama dari observasi
ini adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari
tindakan setiap siklus.
2. Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud
wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama
berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru-guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam kegiatan KKG . Hal ini untuk mengetahui
pikiran guru-guru yang tidak dapat digali melalui observasi.
3. Studi Dokumenter
Studi
dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah
catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh
untuk memperoleh data-data mengenai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) dari lembaran-lembaran
RPP buatan guru.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka
diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai
tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik
ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang
diteliti, terutama dalam menentukan arah, metoda dan landasan teoritis
penelitian.
F. LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL)
Lokasi penelitian dalam
penelitian ini adalah sanggar atau tempat berlangsungnya kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) , yaitu di sebuah ruang
kelas di SDN Cinangka 1 Kecamatan Cinangka Kab. Serang..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ORIENTASI
Sebelum melakukan
tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi
sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini guru ”didiagnosis” sehingga
peneliti menemukan derajat kelengkapan dan kesistematisan RPP Guru kelas tinggi
yang disusun guru pada saat awal kegiatan KKG . Peneliti mengamati aktivitas
guru dalam persiapan dan selama proses penyusunan RPP, kemudian mengevaluasi
RPP yang dibuatnya. Hasil pengamatan dan evalusi tersebut kemudian dijadikan
bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap tindakan) pada siklus penelitian.
Prakteknya, guru-guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) diminta menyusun RPP secara spontan tanpa ada
intervensi atau berlangsung alami seperti yang mereka lakukan sehari-hari
sebelum mengajar.
Dengan menggunakan
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , diketahui
kondisinya sebagai berikut : klik disini
Hasil evaluasi terhadap RPP yang mereka
buat selama kegiatan orientasi, teridentifikasi beberapa kekurangan, yaitu :
Tidak terdapat komponen Tujuan
Pembelajaran.
Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :
BAB V
Agar lebih sering memfasilitasi
kegiatan KKG, baik mengikutsertakan dalam berbagai diklat pendidikan,
memberikan bantuan dana guna menghidupkan organisasi KKG , dan lain lain yang
menunjang jalannya organisasi KKG ini, mengingat manfaat yang diperoleh oleh
guru, sekolah dan akhirnya siswa yang menjadi customer pendidikan, disamping
meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Cinangka Kab. Serang khususnya dan di
Indonesia pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Tidak
tepatnya penggunaan kata-kata operasional dalam merinci komponen Indikator
Pencapaian.
2.
|
3.
Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : sedikit yang mencantumkan kegiatan
apersepsidan motivating.
4.
Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Inti : penggunaan metode terlalu didominasi
metode ceramah.
5.
Dalam
komponen Kegiatan Pembelajaran Penutup : tidak merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan konseling atau
memberikan tugas individu atau kelompok.
6.
Dalam komponen Evaluasi (Penilaian) Proses dan
Hasil Pembelajaran : tidak mencantumkan bentuk evaluasi (penilaian)
proses dan hasil belajar, lembaran / instrumen penilaian (butir soal-soal,
rubrik, dll.),pedoman penilaian, dan kunci jawaban.
B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN
1.
Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
a.
Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi
:
1)
Mempersiapkan
bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum menyususn RPP yang lengkap
dan sistematis, yaitu :
a)
PP
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
b)
Permendiknas
: No 22 Tahun 2006, No 23 Tahun 2006, Permendiknas No 20 Tahun 2007, dan No 41
Tahun 2007
c)
Buku
mengenai Evaluasi Pendidikan
d)
Buku-buku
Materi Pelajaran
e)
Contoh
/ model RPP
f)
Daftar kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan
untuk membuat indikator pencapaian kompetensi
g)
Buku-buku
sumber inovasi pembelajaran
2)
Mempersiapkan
instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6
) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG guru kelas tinggi Kecamatan Cinangka Kab.
Serang , (c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan
KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang , dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala
yang Ditemukan Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab.
Serang
b.
Pelaksanaan
Sebagaimana
yang telah dijadwalkan, pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 pukul 08.00 :
1)
Peneliti
dan guru berdialog kurang lebih 10 menit mengenai kegiatan penyusunan RPP yang
akan dilakukan pada siklus kesatu.
2)
Guru
Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) melaksanakan
kegiatan penyusunan RPP yang mengacu pada dasar-dasar rujukan penyusunan
RPP.
c.
Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru kelas tinggi oleh guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) , peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , dan (c) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Guru kelas tinggi oleh guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) , peneliti melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , (b) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , dan (c) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil observasinya adalah sebagai berikut :
1)
Hasil
Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG
Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang pada Siklus 1 klik disini
2)
Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab.
Serang pada Siklus 1 klik disini
Keterangan :
1.
Pencentangan nilai didasarkan pada jumlah
peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai. Dengan jumlah seluruh peserta 36
guru, maka jumlah peserta untuk tiap nilai adalah sebagai berikut : disini
2.
Katagori
nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah
aspek yang dicentang dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 40 aspek,
maka nilai total mínimum : 40 x 1 = 40, dan nilai total maksimum : 40 x 4 =
160. Dengan empat katagori nilai, maka diperoleh rentang nilai total untuk tiap
katagori nilai sebagai berikut : disini
d. Refleksi
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu,
masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :
1)
Guru
kesulitan menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistematis,
meliputi : (1) Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan : orientasi, apersepsi,
motivasi, pemberian acuan, dan pembagian kelompok belajar, (2) Kegiatan Pembelajaran
Inti : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan (3) Kegiatan Pembelajaran
Penutup : mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan, memeriksa hasil
belajar, dan memberikan arahan tindak lanjut.
2)
Guru
kesulitan menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai.
3)
Guru
kesulitan membagi kegiatan pembelajaran menjadi beberapa pertemuan untuk RPP
dari KD yang membutuhkan materi
pembelajaran yang luas, sehingga cenderung dirancang untuk satu pertemuan.
4)
Guru
masih kesulitan membedakan antara bentuk evaluasi (penilaian) proses dan hasil
belajar denganformat / lembaran butir soal-soal dalam komponen Evaluasi
(Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran.
5)
Guru
menemukan adanya peluang menambah komponen RPP, dan beberapa guru telah
menambahkannya menurut pendapat mereka.
6)
Hasil
observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
nilainya mencapai nilai 119, yang berarti berada pada katagori baik.
7)
Hasil
observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan KKG , nilainya mencapai nilai
30, yang berati berada pada katagori baik.
Dengan masih terdapatnya hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan langkah
perbaikan selanjutnya. Dengan kata lain perlu siklus kedua sehingga
perbaikannya optimal.
2.
Pelaksanaan
Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
Dalam siklus kedua pun dilakukan rangkaian
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a.
Perencanaan
Untuk menyusun rencana pada siklus kedua, peneliti melakukan :
1)
Mempersiapkan
instrumen penelitian berupa (a) Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan (b) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG
guru kelas SD Kecamatan Cinangka Kab.
Serang , (c) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG
Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan
Cinangka Kab. Serang , dan (d) Pedoman Wawancara (Diskusi) Untuk Mengetahui Kendala
yang Ditemukan Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG
Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang .
2)
Mmbawa
hasil refleksi pada siklus kesatu kepada guru-guru kelas tinggi untuk
mendiskusikan kendala yang dihadapi guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP dan cara mengatasinya
sebelum pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis
pada tindakan perbaikan siklus kedua dimulai. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
a)
Guru-guru
meminta peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber untuk menjelaskan (a)
cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam komponen
Kegiatan Pembelajaran Inti,dan (b) menjelaskan komponen-komponen apa saja yang
cocok untuk ditambahkan ke dalam RPP sehingga menjadi lengkap
dan sistematis, dan (c) penilaian (evaluasi) proses dan hasil pembelajaran.
b)
RPP
dirancang lengkap dan sistematis. Komponen dalam RPP tidak saja mengandung
komponen RPP
minimal, tapi ditambah komponen lain yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen minimal menjadi 11 komponen yang lengkap.
minimal, tapi ditambah komponen lain yang dipandang diperlukan untuk membuat RPP yang lengkap dan sistematis, sehingga dari lima komponen minimal menjadi 11 komponen yang lengkap.
c)
RPP
disusun guru bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai nara sumber.
b.
Pelaksanaan
Sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh
peneliti dan guru pada hari hari Kamis tanggal 19 Juli 2012 guru-guru dan
peneliti bersama-sama melaksanakan kegiatan penyusunan RPP yang lengkap dan
sistematis. Kegiatan diawali dengan pemberian penjelasan oleh peneliti yang
menjadi nara sumber mengenai cara menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi dalam komponen Kegiatan Pembeljaran Inti, komponen-komponen yang
bisa ditambahkan ke dalam komponen RPP minimal, dan evaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
c.
Observasi
Bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan kegiatan
penyusunan RPP Guru kelas tinggi oleh guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) , peneliti
melakukan observasi dengan menggunakan (a) Rubrik Penilaian Aktivitas Guru
dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama
Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , (b) Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , dan (c)
Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Hasil observasinya adalah sebagai
berikut :
1)
Hasil
Penilaian melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang pada Siklus 2 klik disini
2)
Rubrik
Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang pada Siklus 2 kilk disini
3)
Hasil
Penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
Siklus 2 klik disini
Keterangan :
1.
Pencentangan
nilai didasarkan pada jumlah peserta yang mencantumkan aspek yang dinilai.
Dengan jumlah seluruh peserta 36 guru, maka jumlah peserta untuk tiap nilai
adalah sebagai berikut :
klik disini
klik disini
2.
Katagori
nilai didasarkan pada nilai total yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah
aspek yang dicentang dari suatu nilai dengan nilai. Karena terdapat 40 aspek,
maka nilai total mínimum : 40 x 1 = 40, dan nilai total maksimum : 40 x 4 =
160. Dengan empat katagori nilai, maka diperoleh rentang nilai total untuk tiap
katagori nilai sebagai berikut : klik disini
d.
Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua, ditemukan bahwa :
1)
Guru
mencantumkan komponen Identitas dengan segala rinciannya dengan benar.
2)
Guru
mencantumkan standar kompetensi (SK) yang sesuai dengan standar isi dan
silabus.
3)
Guru
mencantumkan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan standar isi dan silabus.
4)
Guru
mencantumkan komponen Indikator Pencapaian dengan rumusan kalimat yang
mengandung kata kerja operasional yang terukur sebagai penjabaran kompetensi
dasar, dan sesuai dengan materi pembelajaran.
5)
Guru
mencantumkan komponen Tujuan Pembelajaran dengan kalimat yang mencantumkan
subyek belajar (learner), target yang dicapai siswa, dan relevan dengan
kompetensi dasar (KD)
6)
Guru
mencantumkan komponen Materi Pembelajaran dengan rincian yang sistematis,
sesuai dengan tujuan pembelajaran (TP) dan standar isi, dan telah mencantumkan
materi pembelajaran untuk pengayaan.
7)
Guru
mencantumkan komponen Kegiatan Pembelajaran, membaginya kedalam Kegiatan
Pembelajaran Pendahuluan, Kegiatan Pembelajaran Inti dan Kegiatan Pembelajaran
Penutup. Setiap bagian dirinci menjadi kegiatan pembelajaran yang student
centered, disertai alokasi waktu tiap kegiatan siswa.
8)
Guru
mencantumkan komponen Metoda / Model Pembelajaran yang disatukan secara
sistematis dengan komponen Kegiatan Pembelajaran.
9)
Guru
dapat mencantumkan komponen Media / Sumber Pembelajaran dengan menentukan jenis
sumber belajarnya sesuai dengan tuntutan kurikulum (kompetensi dasar dan
silabus), tujuan pembelajaran, dan bentuk evaluasi.
10)
Guru
mencantumkan komponen Penilaian (Evaluasi) Proses dan Hasil Pembelajaran, dan
merincinya dengan lengkap, dari mulai bentuk evaluasi, menyertakan lembaran /
format instrumen penilaian (butir soal, rubrik, dll.), pedoman penilaian, dan
kunci jawabannya.
11)
Hasil
observasi melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
nilainya mencapai nilai 151, yang berarti berada pada katagori sangat baik.
12)
Hasil
observasi melalui Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama Kegiatan KKG , nilainya mencapai nilai
36, yang berati berada pada katagori sangat baik.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1.
Orientasi
Dalam kegiatan orientasi, ditemukan
bahwa dalam RPP Guru kelas tinggi yang dibuat guru memiliki banyak kekurangan.
Dari segi sistematika, RPP yang mereka susun tidak terlalu mengganggu. Mereka
sudah bisa menempatkan sub-sub komponen atau isi komponen RPP pada komponen
yang tepat. Namun dari segi kelengkapan, RPP yang mereka susun masih terbatas
pada RPP dengan komponen yang minimal ditambah beberapa komponen, namun tetap
kurang lengkap. Bahkan beberapa guru tidak mencantumkan komponen Tujuan
Pembelajaran, karena merasa sudah tersirat pada komponen Indikator Pencapaian.
Kemudian, betapapun komponen Kegiatan Pembelajaran, dan komponen Evaluasi
(Penilaian) Proses dan Hasil Pembelajaran dicantumkan, namun isi dari kedua
komponen tersebut kurang rinci, sehingga bagaimana guru membuka pembelajaran,
bagaimana guru menutup pembelajaran, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil
belajar siswa kurang jelas.
2.
Tindakan
Perbaikan Siklus Kesatu
Mengetahui adanya komponen RPP
minimal yang tidak dicantumkan dan tidak rincinya isi beberapa komponen RPP,
maka dasar-dasar rujukan dalam penyusunan RPP dipersiapkan dan dikaji guru,
sehingga mereka menemukan bukti rujukan mengenai apa-apa yang harus ada dalam
RPP. Dasar-dasar rujukan yang berupa permendiknas dan buku-buku yang relevan
tersebut dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus kesatu.
Pada tindakan perbaikan
siklus kesatu ini, guru kelas tinggi menyususn RPP dengan mengacu kepada
dasar-dasar rujukan penyusunan RPP, terutama :
1.
PP
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20, bahwa “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
2.
Permen
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan bahwa RPP harus
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompeiensi dasar, dan setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Setelah
tindakan perbaikan siklus kesatu diketahui bahwa guru telah mencantumkan
komponen-komponen RPP minimal sesuai sumber rujukan, dan menambahkan beberapa
komponen lainnya. Kekurangan RPP mereka semakin mengarah pada hal-hal yang
lebih spesifik dan mendalam. Hal ini menunjukan pemahaman dalam pembuatan RPP
sudah bertambah. Hal-hal yang dimaksud adalah (1) membagi kegiatan pembelajaran
menjadi beberapa pertemuan untuk RPP dari KD yang membutuhkan materi
pembelajaran yang luas, (2) menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi peserta didikdalam sub komponen Kegiatan Pembelajaran Inti, dan (3)
penilaian (evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Hasil observasi terhadap
tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 119, yang berarti berada pada
katagori baik, dan hasil observasi dengan menggunakan Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , nilainya
mencapai 30, yang berati berada pada katagori baik.
3.
Tindakan Perbaikan Siklus Kedua
Dengan mengkaji hasil tindakan
perbaikan pada siklus kesatu, maka masih diperlukan tindakan perbaikan
selanjutnya melalui siklus kedua. Siklus kedua diawali dengan intervensi dari
peneliti yang menenmpatkan diri sebagai nara sumber untuk memberikan penjelasan
dan petunjuk tentang hal yang dirasakan masih sulit tersebut pada siklus
kesatu, terutama dalam menentukan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, yang berada pada komponen Kegiatan Pembelajaran Inti.
Dijelaskan bahwa dalam kegiatan yang tergolong eksplorasi,
guru bisa menjelaskan mengenai pelibatan peserta didik dalam mencari informasi,
penggunaan pendekatan pembelajaran, media / sumber pembelajaran yang
dipergunakan, interaksi antar peserta didik, dan kegitan peserta didik dalam
eksplorasi atau “study” seperti melakukan percobaan, berekspresi, berkreasi
membuat karya seni di kelas, studio, di alam terbuka atau tempat lainnya yang
relevan dalam pembelajaran.
Dalam
kegiatan yang tergolong elaborasi, guru bisa menjelaskan pembiasaan peserta
didik membaca beragam sumber pembelajaran dan menuliskan atau mengerjakan
tugas-tugas tertentu yang bermakna, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Kemudian bisa juga sampai pada menjelaskan bagaimana peserta didik difasilitasi
agar bisa kooperatif, kolaboratif dalam suatu kesempatan dan dalam kesempatan
lainnya justru berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prsetasi belajar,
bagaimana peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis baik secara individual maupun kelompok, menyajikan variasi
pekerjaan atau tugas baik melalui kerja individual maupun kelompok, melakukan
lomba, festival, serta pameran produk yang mereka hasilkan, melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Dalam kegiatan yang tergolong
konfirmasi, guru bisa menjelaskan bagaimana peserta didik diberi umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik, konfirmasi terhadap keberhasilan peserta
didik, konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai media, memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi agar
memperoleh penguatan akan pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar (KD). Dalam kegiatan konfirmasi, guru bisa menjelaskan saat
guru memfungsikan diri sebagai sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar serta membantu menyelesaikan masalah,
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,
memberi informasi untuk mengeksplorasi lebih jauh, memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Dalam hal ini tentu saja kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang dicantumkan dalam komponen Kegiatan
Pembelajaran disesuaikan dengan kompetansi dasar, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber pembelajaran dan fasilitas lainnya yang ada di sekolah
atau di kelas.
Kemudian dengan mengkaji
dasar-dasar rujukan penyusunan RPP dalam tindakan perbaikan siklus kesatu,
terutama Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, guru
menemukan bahwa ada peluang untuk menambah komponen RPP sehingga RPP yang
disusun menjadi lengkap, berisi berbagai rincian yang diperlukan. Sesuai dengan
permintaan, kemudian peneliti menjelaskan komponen Kegiatan Pembelajaran,
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai komponen-komponen yang dapat ditambahkan
ke dalam RPP sehingga RPP menjadi “skenario” yang lengkap dan bisa dipergunakan
oleh siapapun “yang memerankannya”
Selanjutnya guru kelas tinggi
menyusun RPP bersama peneliti yang menempatkan diri sebagai nara sumber.
Dimulai dari satu komponen ke komponen RPP lainnya secara berurutan. Membuat
rincian tiap komponen, sehingga dihasilkan model RPP yang lengkap dan
sistematis, yang sesuai dengan harapan. Setelah ditambah komponen lainnya, RPP
yang mereka susun mempunyai komponen-komponen berikut :
1.
Identitas
2.
Standar
Kompetensi (SK)
3.
Kompetensi
Dasar (KD)
4.
Alokasi
waktu 5. Indikator Ketercapaian
5.
Tujuan
Pembelajaran
6.
Materi
Pembelajaran
7.
Metode
Pembelajaran 9. Kegiatan Pembelajaran
8.
Sumber
Belajar
9.
Penilaian
Hasil observasi terhadap
tindakan perbaikan siklus kesatu dengan menggunakan Rubrik Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilainya mencapai 151, yang berarti berada pada
katagori sangat baik, dan hasil observasi dengan menggunakan Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , nilainya
mencapai 36, yang berati berada pada katagori sangat baik.
4.
Jawaban terhadap Rumusan Masalah
Bagian ini berisi hasil refleksi
berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan dalam Bab I yaitu :
a.
Apakah
workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6
) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP?
Jawaban
terhadap rumusan masalah pertama ini adalah ya, pemberdayaan KKG dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab.
Serang dalam menyusun RPP. Hal ini
didasarkan pada hasil penilaian melalui Rubrik Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 yang mencapai nilai 119, berada pada katagori
baik, dan hasil penilaian pada siklus kedua yang mencapai nilai 151, berada pada
katagori sangat baik. Kompetensi pedagogik guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang dalam menyusun RPP pada kegiatan orientasi
atau sebelum mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu sangat terbatas.
Berbeda dengan setelah mengikuti tindakan perbaikan melalui dua siklus. Setelah
mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kesatu terlihat ada peningkatan, dan
lebih meningkat lagi setelah mengikuti tindakan perbaikan pada siklus kedua.
RPP yang mereka susun menjadi lebih lengkap dan sistematis.
b.
Bagaimanakah
aktivitas guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP selama workshop penyusunan RPP
pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 )
Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
Aktivitas guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP selama kegiatan KKG dari kegiatan orientasi, siklus kesatu dan
siklus kedua meningkat makin baik. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian
melalui kedua rubrik, yang sesuai dengan spesifikasi rumusan masalahnya dijawab
sebagai berikut :
1)
Bagaimana
guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam
mempersiapkan penyusunan RPP selama workshop
penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
Pada umumnya guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) kurang mempersiapkan sumber-sumber rujukan
untuk menyusun RPP mata pelajaran yang diampunya. Hal ini terlihat jelas saat
kegiatan orientasi. Hasil pengamatan pada kegiatan tersebut dengan menggunakan
Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Persiapan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , menunjukkan
hanya mencapai nilai tiga, yang berarti tergolong cukup. Setelah
teridentifikasi mengenai apa yang harus diersiapkan, baru naskah sumber-sumber
rujukan yang berupa permendiknas dan buku-buku yang relevan dikeluarkan dari
tas mereka. Pada saat tindakan perbaikan siklus kesatu nilainya mencapai enam
dan pada tindaan perbaikan siklus kedua nilainya mencapai delapan. Pada
tindakan perbaikan siklus kedua sesungguhnya tidak memerlukan persiapan yang
berarti, karena sudah dilakukan pada kegiatan orientasi dan siklus kesatu.
2)
Bagaimana
guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam
melaksanakan proses penyusunan RPP selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan
KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang ?
Dengan menggunakan penilaian melalui Rubrik Penilaian
Aktivitas Guru dalam Proses Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang , diketahui
bahwa pada siklus kesatu mencapai nilai 30 atau tergolong baik, dan pada
sikulus kedua mencapai nilai 36, yang berati tergolong sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa keterlibatan guru dalam kegiatan tersebut meningkat. Walaupun
pada awalnya mereka agak enggan karena membuat RPP itu membosankan, namun
setelah mengetahui bahwa pada RPP yang mereka susun terdapat banyak kekurangan,
dan setelah peneliti menempatkan diri sebagai nara sumber sesuai permintaan
mereka untuk menjelaskan berbagai kekurangan dan menje;askan petunjuk untuk
melengkapinya, mereka menjadi lebih antusias dan berusaha lebih keras untuk
menyusun sendiri RPP yang lengkap dan sistematis seperti yang mereka tunjukkan
pada tindakan perbaikan siklus kedua.
3)
Kendala
apa yang ditemukan guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam proses penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis
selama workshop penyusunan RPP pada kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) gugus 3 Kec. Cinangka Kab. Serang ?
Dari hasil wawancara (diskusi dan dialog) dengan guru-guru
peserta kegiatan penyusunan RPP Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) melalui pemberdayaan KKG , diperoleh
keterangan bahwa yang menjadi kendala dalam menyusun RPP yang lengkap dan
sistematis antara lain :
a)
Kurangnya
sumber-sumber rujukan penyusunan RPP yang mereka miliki.
b)
urangnya
pengetahuan tentang komponen-komponen RPP baik yang minimal sesuai tuntutan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, maupun
komponen-komponen tambahan yang bisa melengkapi RPP, sebagai akibat dari (1)
kurangnya sumber rujukan yang dimiliki (kendala pertama), dan (2) betapapun
mereka memilikinya, tapi mereka jarang atau tidak membacanya.
c)
Kurang
kreatifitas untuk membuat RPP menurut pendapat sendiri dengan menafsirkan
langsung dari sumber rujukan.
d)
Kurangnya
kegiatan bersama yang khusus menyusun RPP Seni Budaya.
Jawaban-jawaban terhadap rumusan
masalah ini menunjukkan bahwa belajar bersama jika dikelola dengan baik
memungkinkan pengalaman belajarnya diserap oleh seluruh peserta (kooperatif,
kolaboratif, bermakna). Untuk materi pembelajaran yang memerlukan pemahaman
yang sama, belajar bersama yang melibatkan kegiatan, sharing, cooperative
learning, diskusi dan sebagainya, memungkinkan materi pelajaran tersebut
dikonstruksi bersama. Prinsip saling asah dan saling asuh pun terjadi dengan
tak terasa. Prinsip inilah yang menunjukkan berlakunya teori belajar
konstruktivisme dalam kegiatan tersebut. Studi suatu Ilmu pengetahuan secara
bersama-sama memungkinkan dikonstruksi lebih cepat dan komprehensif, dengan
volume masukan yang besar pula (belajar bermakna).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam Menyusunan RPP melalui Workshop
Penyusunan RPP pada Kegiatan KKG Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab.
Serang , diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Terjadi
peningkatan kompetensi pedagogik Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) dalam menyusun RPP melalui workshop pada
kegiatan KKG Kelas Tinggi ( 4,5,6 ) Kecamatan Cinangka Kab. Serang.
2.
Aktivitas
guru dalam mengikuti workshop penyusunan RPP yang lengkap dan sistematis pada
siklus kedua lebih baik daripada pada saat siklus kesatu.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian tindakan sekolah ini, penulis merekomendasikan:
1.
Kepada
Guru Kelas Tinggi ( 4,5,6 )
a.
Agar
mengoptimalkan perannya sebagai perencana, pengorganisir, dan penilai
pembelajaran yang handal. Khusus dalam peran sebagai perencana pembelajaran,
diharapkan bisa menjadi penemu model rencana pembelajaran baru yang lebih
efektif.
b.
Agar
rajin menghadiri kegiatan KKG Kelas
Tinggi ( 4,5,6 ) guna menjadikannya
sebagai forum sharing pengetahuan bersama guru semata
pelajaran.
c.
Agar
terus mengembangkan kompetensi pedagogiknya, baik melalui pendidikan formal,
informal, maupun non formal atas keinginan sendiri atau saat disertakan
dalam kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dalam jabatan (in service
training) berbagai kegiatan diklat, seminar, workshop dan lain-lain.
2.
Kepada Kepala Sekolah
Agar memfasilitasi guru kelas tinggi
yang jadi bawahannya untuk aktif dalam kegiatan KKG guna meningkatkan kompetensi pedagogiknya,
termasuk dalam penyusunan RPP mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan
pedagogik yang meningkat akan berimbas pada peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
3.
Kepada
Dinas Pendidikan
|

|
BSNP.(2007).Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.Jakarta :
BSNP.
Depdiknas.(2003). Revitalisasi Kelompok Kerja Guru (KKG ).Jakarta
: Program Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas.(2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School
Action Research).Jakarta :Dirjen PMPTK.
Makmun, Abin Syamsudin. (2005). Psikolog Kependidikan, Perangkat Sistem
Pengajaran Modul.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Panitia Pelaksana Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat.(2009).Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sagala, H. Syaiful. (2006).Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung
: Alfabeta.
Sudjana, H. Nana.(2009). Peneliti Tindakan Kepengawasan, Konsep dan
Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Jakarta : Binamitra Publishing.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok IDIK4008/2SKS/MODUL 1-6.Jakarta
: Universitas Terbuka.
Untuk lampiran Penelitian tindakan kelasnya silahkan klik disini
Untuk lampiran Penelitian tindakan kelasnya silahkan klik disini
0 Response to "Laporan (PTS) Penelitian Tindakan Kelas tentang RPP kelas tinggi SD Terlengkap"
Post a Comment