Selamat Datang di Blog Juprani, S.Pd jangan lupa tinggalkan komentarnya semoga bermanfaat terima kasih... dan bagi yang butuh PTK dll silahkan hub saya

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Penjas Kelas V SD Lengkap



“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan   Tentang Servis Atas Permainan Bola Volly  Dengan Menggunakan  Pendekatan Pembelajaran Driil Dan Bermain Di Kelas V SD

( Penelitian Tindakan Kelas  di SD Negeri Cinangka 3   
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang)




















Oleh :
JUPRANI, S.Pd




SDN CINANGKA 3
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CINANGKA KABUPATEN SERANG
TAHUN 2012




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pembaharuan dalam pengertian pendidikan merupakan suatu upaya lembaga untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektifitas (Wijaya, 1998 : 2).
Pembaharuan di bidang pendidikan harus terus menerus dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, menuntut para pendidik untuk menyesuaikan pengajarannya pada perkembangan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Riseffendi (1991 : 21), “Kehidupan di dunia ini berubah, teknologi berubah, masyarakat berubah, pengajaran berubah, semuanya berubah. Untuk dapat menyesuaikan pengajarannya dengan perubahan itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan itu”.Prinsip sains merupakan dasar dalam pengembangan teknologi, sedangkan hasil teknologi akan membantu para ahli untuk melakukan proses sains sehingga ditemukan produk-produk sains yang baru. Menurut Hillda Karli & Margaretha Sri Yuliariatiningsih ( 2002 : 121 ) bahwa pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan konseptual dan prosedural.
1
 
Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat pengetahuan tentang materi dan cara yang tepat dan efektif dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat langsung, anak dapat termotivasi untuk membangun gagasan-gagasan yang menarik dan membentuk konsepsi sendiri.
Untuk keberhasilan pembelajaran guru harus kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih baik bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari agar siswa memiliki kompetensi yang diharapkan. Bukan sekedar mengetahui saja. Pembelajaran yang berorientasikan pada keterampilan proses ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada materi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa
            Siswa dalam pembelajaran dPenjas  ndang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sementara berada pada tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
            Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itulah, belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.
Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat formal, disengaja direncanakan dengan bimbingan guru dan bentuk pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yang sesuai dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bola voli yang diantaranya adalah dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan dan kemampun jasmani. Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Menurut Herry Koesyanto (2003:10), belajar adalah berusaha atau berlatih agar mendapatkan kepandaian. Arti belajar dasar bermain bola voli tak lain adalah berlatih teknik dasar bola voli agar terampil dalam bermain bola voli. Adapun teknik dasar bola voli yang dapat dipelajari diantaranya adalah teknik dasar servis, pas (passing), umpan (set-uper), smash, dan bendungan (block).
Servis merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli. Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu berhasil diraih kemenangan (M. Yunus, 1992:68-69). Pendapat serupa juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9), bahwa mulanya servis hanya dPenjas  ndang sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis kemudian berkembangan menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Servis harus dilakukan dengan baik  dan sempurna oleh semua pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan pertambahan angka dari lawan dan uniknya lagi setiap pemain harus melakukan servis ini. Demikian pentingnya kedudukan servis dalam permainan bola voli,  akan teknik dasar servis harus dikuasai dengan baik. Oleh karena itu servis harus keras dan terarah dengan tujuan agar tidak mudah diterima oleh lawan yang  berarti pihak pemegang servis mendapatkan agka.
Servis ada bermacan-macam, di mana masing-masing memiliki nama, sifat dan teknik sendiri-sendiri. Menurut Suharno HP. (1979:12), ada dua macam pukulan servis yang di kenal dan sering dimainkan yaitu servis tangan bahwan dan servis tangan atas. Servis atas adalah servis yang sering digunakan oleh pemain pemula, karena servis ini merupakan servis yang sangat sederhana dan mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar (M. Yunus, 1992:69). Jadi servis ini sesuai diajarkan terutama untuk pemain yang masih dalam taraf belajar/berlatih seperti anak sekolah.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang sedang belajar servis akan memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan servis bola voli yaitu pendekatan drill dan bermain. Dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas V SDN Cinangka 3  yang sedang dalam taraf belajar teknik dasar bola voli. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dibuktikan melalui penelitian.

Rendahnya nilai hasil belajar  siswa menggambarkan rendahnya tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran tersebut diatas. Mata pelajaran  PENJAS   dari 18 siswa kelas V SDN Cinangka 3     hasil tes formatif  tentang  servis atas permainan bola volly  dibawah nilai ideal yaitu 5,33 . Jelas sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyatan di lapangan dengan tujuan yang diharapkan  pada kurikulum, juga dengan harapan yang di inginkan guru dan peneliti pada umumnya yaitu siswa dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan antuasias atau semangat sehingga dapat mencapai nilai akhir dengan rata-rata <7.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan  Kelas, dalam upaya memperbaiki nilai mata pelajaran Penjas   di kelas V  dengan judul penelitian : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan   tentang Servis atas permainan bola volly  dengan Menggunakan menggunakan pendekatan pembelajaran driil dan Bermain di Kelas V SD Negeri Cinangka 3    Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang”.
Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa penelitian ini mutlak harus dilaksanakan, kerugian yang sangat besar bila penelitian ini tidak dilaksanakan, bagi guru dan siswa. Guru tidak akan bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar dan bagi siswa sendiri tidak akan bisa menerima pelajaran secara optimal.

1.      Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan perencanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Cinangka 3    Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang,  pada tanggal 3 September 2012  sampai dengan tanggal 9 September  2012, dilihat ketika pembelajaran sedang berlangsung, guru kesulitan mengajukan pertanyaan pengarah kepada siswa sehingga siswa kurang merespon pada materi yang disampaikan tersebut. Sehingga pencapaian tujuan jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat dan berkolaborasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan berkolaborasi, maka dapat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, yaitu :
a.       Sebagian siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
b.      Siswa kurang memahami materi pelajaran
c.       Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
d.      Kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru tidak dimanfaatkan siswa
e.       Nilai rata-rata praktek  siswa dibawah 7
f.       Metode yang digunakan guru tidak membuat siswa untuk belajar mengalami langsung
g.      Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru tidak menggunakan pendekatan keterampilan yang tepat.

2.      Analisis Masalah
Melalui masalah yang terungkap berdasarkan hasil diskusi dan refleksi dengan teman sejawat yang menjadi fokus permasalahan  sebagai berikut :

Dalam mata pembelajaran Penjas   di kelas V, yaitu :
a.       Konsentrasi siswa kurang memahami konsep servis atas permainan bola volly  pada mata pelajaran Penjas  .
b.      Siswa tidak antusias dalam belajar.
c.       Siswa tidak mengalami langsung pembelajaran atau tidak mengajak siswa berinteraksi ketika menjelaskan materi pembelajaran.
d.      Belum terlihat penggunaan alat bantu dan alat peraga yang maksimal dalam pembelajaran
e.       Penggunaan metode atau pendekatan yang kurang tepat dalam pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah.



B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan ruang lingkup di atas, masalah yang dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain  dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang  konsep  servis atas permainan bola volly  di kelas V SDN Cinangka 3    Kecamatan Cinangka  Kabupaten Serang ?
2.      Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain  dapat meningkatkan aktifitas  belajar siswa tentang  konsep  servis atas permainan bola volly  di kelas V SDN Cinangka 3    Kecamatan Cinangka  Kabupaten Serang ?





C.    TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjas   di kelas V  di kelas V  pada  SD Negeri Cinangka 3   , untuk lebih jelasnya tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
1.      Ingin mengingkatkan hasil  belajar siswa dengan menggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain  tentang  konsep  servis atas permainan bola volly  di kelas V SDN Cinangka 3    Kecamatan Cinangka  Kabupaten Serang ?
2.      Ingin mengingkatkan aktifitas belajar siswa tentang  konsep  servis atas permainan bola volly  di kelas V SDN Cinangka 3    Kecamatan Cinangka  Kabupaten Serang ?


D.    MANFAAT PERBAIKAN
Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
  1. Manfaat Bagi Peneliti :
a.       Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan dalam mengajar dan sebagai acuan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan
b.      Sebagai tolak ukur dalam pelajaran Penjas

  1. Manfaat Bagi Guru :
a.       Meningkatkan kreatifitas.
b.      Menciptakan guru professional.
c.       Meningkatkan pola ajar yang bermutu.


  1. Manfaat Bagi Siswa :
a.       Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
b.      Siswa terlibat aktif dalam belajar
c.       Meningkatan hasil belajar siswa

  1. Manfaat bagi Sekolah :
a.       Mengetahui masalah proses belajar di sekolah
b.      Untuk bahan refleksi terhadap kemajuan sekolah
c.       Untuk meningkatkan mutu kualitas dan kuantitas sekolah















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    PENGERTIAN BELAJAR
Proses belajar merupakan bentuk prilaku manusia yang sangat penting dan utama bagi kelangsungan hidup manusia. Proses belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya agar ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman ( Strategi Belajar Mengajar, 2004:2.3), Juga menurut Gagne (1984) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah akibat pengalaman.
Dengan menjalani proses, akan terjadi perubahan dalam diri seseorang, apabila sebelum menjalani proses belajar seseorang belum mempunyai pengetahuan akan sesuatu hal dan belum mempunyai keterampilan tertentu dan bersikap tidak menolak pada informasi yang diberikan, maka setelah menjalani proses belajar, ia akan menjadi tahu atau lebih tahu, dan menjadi terampil atau lebih terampil. Proses perubahan yang terjadi harus relatif bersifat menetapkan tidak terjadi hanya pada saat ini nampak, tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi pada masa mendatang.
10
 
Belajar adalah proses perubahan individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman ( Suherman dkk, 2003 ; 7 ), sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itu proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan yang bersifat rekayasa perilaku. Sedangkan pembelajaran berorientasi pada aktifitas siswa menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik, mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual. 2) Wina Sanjaya, 2006, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan” :   Kencana : Jakarta : hal 135
Keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya. Hal ini disebabkan tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan dalam proses transformasi pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap proses pembelajaran. Di tangannyalah sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung. Padanya pula pembelajaran diarahkan ke mana akan dibawa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, penggunaan metode yang efektif adalah penggunaan metode yang disesuaikan dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan oleh seorang guru, dengan tetap memperhatikan latar belakang siswa serta faktor-faktor lain yang dapat mendukung proses pembelajaran tersebut.

B.     PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL BERMAIN DALAM PERMAINAN BOLA VOLLY
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1) bahwa permainan bola voli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota sampai pada masyarakat desa.
Saat ini permainan bola voli yang digunakan sudah mengacu pada peraturan internasional, bahwa permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan tiga kali pantulan untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan).  Permainan bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna dan pukulan bola oleh server melewati di atas net ke daerah lawan Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam dengan terlebih dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan   lima belas angka (PBVSI, 2001).
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam kegiatan pelatihan perlu memperhatikan berbagai komponen yang menunjang. Menurut M. Yunus (1992:61), guna meningkatkan kemampuan bermain bola  voli perlu ditingkatkan unsur-unsur yang meliputi: kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama dan pengalaman dalam bertanding
1)                  Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Teknik dasar adalah cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal (1992:68). Sedangkan yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bola voli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli (Suharno HP, 1979:14).
Teknik dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu prestasi pembinaan bola voli. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi fisik dan mental (1979:15). Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar perlu diterapkan suatu taknik. Taktik adalah suatu siasat yang diperlukan dalam bola voli untuk mencari kemenangan secara sportif. Jadi untuk dapat mengembangkan dan memenangkan suatu diperlukan teknik dan taktik yang benar. Teknik dasar permainan bola voli selalu berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi dan ilmu-ilmu yang lain. Adapun teknik-teknik dalam permainan bola voli meliputi: (1) servis, (2) pas, (3) umpan, (4) smas, dan (5) bendungan (M. Yunus, 1992:68). Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara mendalan tentang teknik-teknik dasar permainan bola voli tersebut.

2)                  Servis dalam Permainan Bola Voli
. Teknik dasar servis dapat dikelompokkan menjadi  dua yaitu 1) menurut posisi bola terhadap badan dan 2) menurut putaran bola (1992:69-71) .
Menurut posisi bola terhadap badan, teknik dasar servis dapat dibedakan menjadi : 1) Servis tangan bawah (underhand service) terdiri dari : back spin, oud side spin, in side spin, cutting underhand service, dan floating underhand, 2) servis dari samping (side arm service) terdiri dari : cutting side arm service dan floating side arm service, 3) servis dari atas (Overhead service) terdiri dari : tennis service, floating service, slide floating overhand service (overhand change  up service), jumping service, overhand round hause service (hook service atau cekis service), dan honggaria overhand service. Menurut putaran bola servis dapat dibedakan menjadi : top spin,back spin, in side spin, out side spin dan fload.
Menurut Suharno HP. (1979:12), secara umum ada dua macam pukulan servis yang di kenal dan sering dimainkan yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas. Servis atas underhand service) adalah servis yang sering digunakan oleh pemain pemula, karena servis ini merupakan servis yang sangat sederhana dan mudah. Gerakan servis atas lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar (M. Yunus, 1992:69).

1.        Pendekatan Pembelajaran Servis Atas Bola Voli
a.      Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:725), pendekatan diartikan sebagai proses, metode atau cara untuk mencapai sesuatu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini pendekatan diartikan dengan metode mengajar. Berkaitan dengan metode mengajar Aif Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992:292) menyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan mengajar adalah cara yang mempergunakan teknik yang beraneka ragam yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-murid sehingga mempertinggi hasil belajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat terlibat aktif dalam melaksanakan tugas ajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
 Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran merupakan penjelasan untuk mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan tetap memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.

b.      Pengertian pendekatan konvensional (Drill)
Ditinjau dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:592) konvensional diartikan,  kesepakatan umum seperti dat istiadat, kebiasaan, kelaziman dan tradisional. Dalam hal ini pembelajaran servis atas bola voli dilakukan dengan pendekatan konvensional yaitu, pendekatan pembelajaran dengan memilah-milah teknik gerakan servis bawah. Artinya pembelajaran servis atas yaitu dengan melakukan gerakan teknik-teknik servis atas secara berulang-ulang. Berkaitan pendekatan drill Amung Ma’mum & Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan drill adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-komponen teknik.
Berdasarkan pengertian pendekatan konvensional tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan konvensional merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara berulang-ulang. Dalam hal ini pembelajaran servis atas dengan pendekatan konvensional dilakukan drilling atau latihan secara terus menerus. Sugiyanto (1993:371) menyatakan, dalam pendekatan drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini dimaksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam pendekatan drill perlu disusun tata urutan pembelajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut (Sugiyanto, 1993:372).
Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan konvensional. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:399) bahwa, keaktifan sendiri dari pihak siswa merupakan kunci utama penguasaan dan pemantapan gerak. Kelangsungan proses latihan pada tahap berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan self-activity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi kesalahan teknik adalah penting terhindar dari pola gerakan yang salah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1993:372) bahwa, setiap pelaksanaan drill perlu selalu mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran gerak.


c.       Pengertian Pendekatan Bermain
Bermain adalah suatu aktifitas yang disukai oleh anak-anak yang dapat mendatangkan kegembiraan. Menurut Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:2) bahwa, bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau naluri. Ciri lain yang sangat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Dalam pendekatan bermain menekankan pada penerapan teknik dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Sehingga pendekatan bermain tersebut diistilahkan dengan pendekatan taktis. Dalam hal ini Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:7) menyatakan, pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan yang sesungguhnya.
Pendekatan bermain pada prinsipnya untuk memenuhi hasrat gerak anak  agar menimbulkan rasa senang bagi diri mereka. Dalam hal ini Yusuf Adisasmita dan Aif Syaifuddin (1996:144) berpendapat, latihan melalui kompetisi-kompetsi merupakan salah satu kegiatan yang lebih efektif dan para atlet senang melakukannya. Dengan bermain anak akan mengekspresikan kegembiraannya dan berusaha menampilkan kemampuannya. Namun disisi lain seorang guru harus menanamkan sikap sportivitas, karena dalam bermain ada yang menang ada yang kalah. Seperti dikemukakan Rusli Lutan (1988:37) bahwa, karena permainan, akan menyebabkan adanya yang kalah dan yang menang, maka guru harus pula mengembangkan sikap seorang yang menang dan sikap seorang yang kalah secara fair kepada siswa, karena sikap seperti itu tidak terbentuk dengan sendirinya melalui permainan, maka usaha pengembangan sikap ini harus dilakukan secara terencana dan disengaja oleh guru.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan bermain di dalamnya terkandung pembelajaran yang cukup kompleks yaitu penguasaan teknik cabang olahraga yang dipelajari, penerapan taktik yang baik dan memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan serta pembentukan sikap mental yaitu saling menghargai.

C.    Hasil belajar
Jika belajar diartikan suatu proses tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang diharapkan disebut hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Alisuf Sabri ( 1995 : 55 ) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut dapat berupa perilaku yang baru atau memperbaiki prilaku yang ada.
Secara umum, hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu faktor internal ( faktor siswa itu sendiri ) dan faktor eksternal ( lingkungan ). Sementara Caroll ( dalam Nana Sudjana, 1989 : 30 ) membagi factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi lima yaitu :
1.      Bakat belajar
2.      Waktu yang tersedia untuk belajar
3.      Waktu yang diperlukan siswa untuk menalarkan / menyerap pelajaran
4.      Kemampuan siswa
5.      Kualitas pengajaran
Poin 1, 2, 3, 4 berkenaan dengan faktor internal, sedangkan poin 5 merupakan faktor eksternal. Kualitas pengajaran merupakan salah satu lingkungan belajar yang cukup dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.














BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Yang dijadikan subjek peneliti pada penelitian tindakan kelas adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cinangka 3    Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang dengan  jumlah siswa sebanyak 18 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, pada kegiatan pembelajaran gaya magnet dengan menggunakan alat peraga sederhana, dengan jadwal perbaikan pembelajaran yang dilaksanakana di SD Negeri Cinangka 3    Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang Provinsi Banten, dari tanggal 03 September 2012 sampai dengan tanggal 08 September  2012 dengan jadwal sebagai berikut :
Materi                                : Servis atas permainan bola volly   
Siklus Pertama                  : Tanggal 3 September  2012  Jam Pertama
Siklus Kedua                     : Tanggal 6 September  2012  Jam Ketiga



3.      Prosedur Perbaikan Pembelajaran
                        Desain perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Penjas    di kelas V  yaitu dengan menggunakan siklus belajar dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan disetiap siklusnya mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran yang akan disampaikan
2.     
21
 
Menyampaikan materi pelajaran secara runtut dan jelas
3.      Membahas materi pelajaran dengan metode bervariasi dan pendekatan yang sesuai
4.      Menyimpulkian materi pelajaran
5.      Memberikan tugas dan pekerjaan rumah sebagai penguatan akan materi yang diajarkan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi yaitu banyaknya siswa yang memperoleh nilai rendah dan tidak dapat mempraktikan sesuai dengan materi yang di ajarkan. Maka beberapa kegiatan khusus yang dapat perhatian dalam perbaikan mata pelajaran Penjas   dengan menggunakan pendekatan pembelajaran  drill  dan bermain. Deskripsi  persiklusnya sebagai berikut :
1.      Rencana Perbaikan
1)      Mata Pelajaran Penjas   kelas V
a.       Siklus I
Ø  Menyusun materi secara sistematis
Ø  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Ø  Menggunakan media pembelajaran
Ø  Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
Ø  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


b.      Siklus II
Ø  Membuat RPP menggunakan metode bervariasi khususnya pendekaatan pembelajaran drill  dan bermain
Ø  Membuat suasana belajar menarik agar siswa antusias dalam belajar
Ø  Bertanya jawab tentang servis atas permainan bola volly
Ø  Melakukan permainan yang berhubungan dengan servis tas permainan bola volyy
Ø  Memancing siswa agar bertanya jawab tentang materi pembelajaran
Ø  Melakukan perminan bola voly
Ø  Menyimpulkan materi pembelajaran
Ø  Tes tertulis
Rencana Perbaikan Pengajaran ( RPP ) terlampir.
Jika hasil belajar siswa belum signifikan maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

4.                              Teknik Analisis Data
            Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen penelitian, yaitu :
1.      Test Hasil Belajar
            Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur, keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 1993: 132).     
Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan akhir siswa setelah ada tindakan. Jenis test berupa test objektif dan essay.
Butir soal test meliputi aspek kognitif dan aspek psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif dapat dilihat pada bagian non tes dengan skala sikap, dapat dilihat pada lampiran.
Instrumen test dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran Penjas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran drill dan bermain.

     
2.      Non Test
a.       Wawancara
      Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara dengan guru dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan pembelajaran dan pengembangan materi serta penggunaan metode pembelajaran. Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk memperoleh data antara lain kesan belajar dan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas yang biasa dilakukan.
b.      Observasi.
      Instrumen non tes berupa lembar observasi, yaitu pengamatan tingkah laku pada situasi tertentu yang pengisiannya dapat dilakukan oleh peneliti atau teman sejawat atas dasar pengamatan terhadap perilaku peneliti dan siswa (Depdiknas, 2002: 119). Lembar observasi digunakan selama PBM berlangsung.
      Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktifitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung , observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V di SD Negeri Cinangka 3    Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang. Observasi dilakukan pada situasi normal.
­­­­­­
c.                                                                             Studi Dokumentasi
“ Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tulis “ (Arikunto, 1993:131).
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari hasil tes, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini,peneliti meneliti catatan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang
-          Standar kompetensi.
-          Kompetensi Dasar.
-          Tujuan pembelajaran.
-          Pengembangan materi pembelajaran.
-          Pemilihan metode pembelajaran
-          Pemilihan media dan alat pembelajaran.
-          Pengembangan evaluasi atau penilaian.


















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi   persiklus

1.      Hasil Pengolahan Data
Hasil observasi terhadap nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Penjas   kelas V sebagai berikut :
Tabel 1
Rekapitulsi Nilai Ulangan Formatif Mata Pelajaran Penjas 
 di Kelas V tentang Servis atas permainan bola volly  dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran drill dan bermian

NO
NAMA SISWA
N I L A I
Pra Siklus
Sesudah perbaikan
Siklus I
Siklus II
1
Ahmad Sopian
7
7
9
2
Asliah
3
4
7
3
Cici Panciah
4
5
8
4
Haerudin
4
6
8
5
Hasanudin
7
7
9
6
Juanah
4
5
7
7
Lampung Maskanah
5
6
8
8
Meysa Hidayatullah
7
7
10
9
Nurhasanah
5
6
7
10
Rahmat Hidayat
7
7
10
11
Saepullah
5
6
7
12
Siti Hawa
5
6
7
13
Siti Rosita
8
8
10
14
Sri Mulyati
5
5
7
15
Sunariah
3
4
10
16
Tari Sulastri
5
6
7
17
Taufik Hidayat
8
8
9
18
Tina setiana
4
5
8
JUMLAH
96
108
148
26
 
RATA-RATA
5.33
6
8.22

Diagram 1
Nilai  Rata-rata Hasil Tes Siswa
Pada  Mata Pelajaran Penjas   di Kelas V  SDN Cinangka 3      dengan
Pendekatan pembelajaran drill dan bermian


















Grafik 1
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas   Kelas V
 pada Pra Siklus

Jumlah Siswa




















10




















9




















8




















7




















6




















5




















4




















3




















2




















1




















0




















Nilai
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10


Grafik 2
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas   Kelas V
 pada Siklus I
Jumlah Siswa




















10




















9




















8




















7




















6




















5




















4




















3




















2




















1




















0




















Nilai
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10



Grafik 3
Frekuensi Perolehan Nilai Mata Pelajaran Penjas   Kelas V
 pada Siklus II
Jumlah Siswa




















10




















9




















8




















7




















6




















5




















4




















3


















2

















1

















0

















Nilai
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10













B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran pada mata pelajaran  Penjas    di kelas V , sudah menunjukkan adanya peningkatan, hal ini bisa dibuktikan dengan hasil evaluasi pada awal (Pra Siklus) memperoleh nilai rata-rata sangat rendah. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II, dan mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil evaluasi pada pelajaran  Penjas   tentang Servis atas permainan bola volly  di Kelas V yang jumlah siswanya 18 orang diperoleh data sebagai berikut :
1.      Pra Siklus, siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 6 orang, dan rata-rata kelas 5,33  atau 53%
2.      Siklus I siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 7 orang, dengan rata-rata kelas 6.00 atau 60 %
3.      Siklus II siswa yang memperoleh nilai 7 ke atas ada 18 orang dengan rara-rata kelas 8,22 atau 82 %

Dari data di atas terlihat adanya perubahan hasil belajar siswa yang signifikan pada setiap siklusnya itu dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan  metode dan pendekatan pembelajaran  yang sesuai dengan materi pembelajaran.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Penjas  drill  dan bermain   dengan menggunakan pendekatan pembelajr di kelas V  SDN Cinangka 3    , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu perhatian siswa akan terfokus pada pelajaran jika guru menyajikannya menggunakan pendekatan yang sesuai dapat meningkatkan hasil belajardan aktifitas belajar  siswa, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata tes formatif , pada mata pelajaran  Penjas   di kelas V diperoleh nilai pra  siklus  5.33, siklus I 6.00 dan siklus II  8.22, terlihat ada peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya.
Berdasarkan uraian di atas bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain  dalam pembelajaran  Penjas   di sekolah dasar dapat merangsang siswa untuk memahami dan menemukan pemecahan masalah yang ditemuinya selama proses pembelajaran, menemukan ide dan gagasan baru dalam memodifikasi keadaaan yang disaksikan langsung, menumbuhkan sifat kritis yang dinyatakan dalam wujud kemauan bertanya dan mengemukakan pendapat  serta melatih keterampilan siswa dalam mengkomunkasikan hasil suatu kegiatan baik secara lisan, tertulis maupun praktek. Dengan kata lain, penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan  karakter dalam pembelajaran lebih meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dan mengefektifkan pencapaian tujuan, baik tujuan secara umum maupun khusus.


31
 
 
2.      Saran
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1.      Dalam setiap pembelajaran Penjas   disarankan bagi pelaksana pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, juga disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai  dengan kemampuan siswa dan melibatkan siswa di dalamnya. Setiap pembelajaran diusahakan mengunakan media yang sesuai dan media penunjang lainnya untuk membuktikan konsep-konsep pembelajaran agar siswa memahami konsep-konsep tersebut secara optimal.
2.      Kepada pihak terkait, dalam hal ini pengawas TK/SD, kepala sekolah beserta guru, baik guru kelas maupun guru bidang studi Penjas    perlu memperhatikan kondisi siswa dalam setiap pembelajaran, kondisi sekolah dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sehingga tujuan pembelajaran dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
3.      Sebagai kelanjutan dan  rekonstruksi dari penelitian ini, kepada peneliti lain agar lebih baik dari apa yang telah dilaksanakan penulis.








DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan.(2006)
Kurikulum 1994,Suplemen GBPP Tahun 1994
Abu, Ahmadi dan Prasetyo. (2005). (SBM)  Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Amung Ma’mun dan Toto Subroto, 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Olahraga.
Barbara L.V dan Bonnie J.F. 1996. Bola Voli (Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain). Semarang : Dahara Price.
Beutelstahl, Dieter, 2005. Belajar Bermain Bola Voli. Bandung : Pioner Jaya. Depdikbud, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Chaplin C.P.(1995). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta : Rajawali Press
Danar W.R.(2003).Beberapa Pendekatan Pembelajaran Penjas  .Makalah Forum Komunikasi Intehrasi Vertikal Pendidikan Sains.Cisarua Bogor
Mikarsa, H. Tafik, A. dan Priyanti, P.J. (2002). Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rukmana, A dan Suryana, A. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS
Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak. Jakarta : KONI Pusat.
Suharno HP., 1979.  Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Wardani I. G. A. K. Dr. Prof, Siti Julaeha, MA, Ngadi Marsinah, M.Pd.(2005).Penetapan Kemampuan Profesional ( Panduan ).Jakarta : Universitas Terbuka
33
 
Wardani I. G. A. K. Dr.Wihardit Kuswaya Drs.Med, Noehi Nasution Drs. MA.(2004).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta

9 Responses to "Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Penjas Kelas V SD Lengkap "

Baca Juga

Buku Tamu


Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini